SOLO, solotrust.com - Ibadah Salat Idul Fitri di Stadion Sriwedari pada Rabu (5/6/2019) yang dimulai pada jam 06.15 WIB berlangsung kondusif. Ribuan umat Islam di kawasan Sriwedari dan sekitarnya berbondong-bondong datang, sebagian besar bersama keluarga.
Dalam ibadah tersebut, bertindak sebagai imam adalah Pembina LPTQ Kota Surakarta, Muh Amirudin dan sebagai penceramah atau khotib adalah Sofyan Anif, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sukoharjo.
Baca juga: Pemkot Gelar Salat Id, Momentum Lebaran Umat Diajak Rajut Silaturahmi
Dalam ceramahnya, Sofyan Anif menyampaikan materi yang bertema "Membangun Karakter Bangsa yang Unggul Melalui Implementasi Nilai-nilai Ramadan". Menurutnya, nilai-nilai Ramadan dapat diterapkan untuk membangun karakter bangsa yang lebih baik, terutama dalam menghadapi berbagai problematika yang ada.
"Bangsa kita menghadapi berbagai persoalan tidak hanya ekonomi, tapi juga munculnya isu radikalisme, terorisme, sekularisme, yang secara bertubi-tubi dialamatkan pada umat Islam. Hal ini menunjukkan adanya upaya adu domba terhadap umat Islam sehingga semakin terpinggirkan di ranah peradaban nasional maupun internasional," paparnya, Rabu (5/6/2019).
Padahal menurutnya, umat Islam turut berkontribusi punya andil paling depan dalam mewujudkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus mengisi pembangunan secara konsisten dan berkemajuan.
Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia, terdiri dari banyak etnis, budaya, agama dan lain-lain. Banyak pakar mengemukakan keragaman tersebut dapat menjadi modal besar dalam menjadikan Indonesia sebagai negara multikultural yang besar. Tapi di sisi lain, kondisi keragaman tersebut terdapat potensi konflik yang rawan menimbulkan perpecahan.
Kata Sofyan, salah satu contoh konflik yang muncul adalah pro- kontra hasil Pilpres 2019 yang dilaksanakan pada April 2019 lalu. Isu ketidakadilan dan kejujuran yang muncul menunjukkan bahwa di negara yang mayoritas muslim ini, masyarakat masih belum dewasa dalam berdemokrasi. Hal itu disebabkan rendahnya komitmen dan karakter bangsa.
"Termasuk masyarakat Muslim yang belum menjalankan syariat secara baik dan benar. Rendahnya karakteristik bangsa juga ditunjukkan dari kedisiplinan yang sudah jarang ditemukan, kejujuran mahal harganya, pembunuhan, pelacuran, penggunaan obat-obat terlarang makin meningkat frekuensinya," terangnya.
Sofyan menyoroti soal penegakan hukum yang belum sesuai perundang-undangan. Juga persoalan ekonomi dimana bangsa ini belum berdaya saing, kemampuan rendah, dan ketersediaan lapangan kerja tidak linier dengan tingkat pendidikan dan skill tenaga kerja. Sistem perekonomian dinilai belum menunjukkan keseimbangan yang riil dan masih dikuasai segelintir orang. Di sisi lain, korupsi terjadi hampir di setiap lini bahkan melibatkan aparat penegak hukum.
Padahal bangsa Indonesia punya mimpi besar pada tahun 2045 ketika memperingati ulang tahun yang ke 100 nanti diharapkan menjadi 1 dari 8 negara terkuat di dunia dalam hal ekonomi. Mimpi besar ini dapat terwujud bila didukung kemampuan SDM yang handal, tegaknya aturan hukum, berlakunya demokrasi yang baik, tidak ada lagi korupsi, hingga peningkatan kesejahteraan.
"Dalam mewujudkan mimpi besar tersebut, harus didukung dengan kerjasama yang baik oleh semua elemen bangsa. Semua komponen bangsa harus menyadari dan bersatu padu merawat NKRI dan kebhinnekaan tunggal ika," katanya.
Dalam hal ini, kata Sofyan, agama Islam merupakan agama yang sangat menghargai adanya perbedaan, multi etnik, multi agama, multi budaya, dan selanjutnya mengajarkan kebersamaan untuk membangun kemajuan bangsa. Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk bersama-sama menerapkan nilai-nilai Ramadan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam pengamanan ibadah Salat Id, panitia dibantu oleh Polsek setempat dan Pramuka Kwarcab Kota Surakarta. Sebanyak 20 anggota Pramuka Kwarcab Kota Surakarta rutin membantu pengamanan ibadah Salat Id di Stadion Sriwedari.
Berdasarkan pengamatan solotrust.com, jumlah masyarakat yang melaksanakan ibadah Salat Id di Stadion Sriwedari tidak sebanyak tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan, penyelenggaraan ibadah Salat Id di kawasan Sriwedari juga dilaksanakan di beberapa titik. Antara lain Masjid Kalitan, Lapangan Kota Barat, daerah Penumping, dan lainnya. (Rum)
(wd)