YOGYAKARTA, solotrust.com – Belajar dari peristiwa tahun 2016 yang menggemparkan masyarkat terkait peredaran vaksin palsu dan penggunaan botol bekas vaksin yang meresahkan masyarakat, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menciptakan sebuah aplikasi bernama Aplisin Vaccine Security.

Tiga dari lima mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Teknik Elektro yaitu Novrizal Dwi Rozaq, Anggito Kautsar, serta Musthafa Abdur Rosyied. Sementara dua lainnya berasal dari Fakultas Teknologi Informasi yaitu Almantera Tiantana Al Faruqi, dan Aditya Laksana Suwandi.



Aplisin Vaccine Security diciptakan kelima mahasiswa tersebut guna mendeteksi adanya vaksin palsu yang beredar di masyarakat. Keunggulan aplikasi ini adalah masyarakat dapat secara mandiri melakukan pengecekan terhadap vaksin yang digunakan.

“Kami prihatin atas beredarnya vaksin palsu yang ada di masyarakat,” tutur salah satu penemu aplikasi, Novrizal Dwi Rozaq, Jumat (11/8/2017).

Novrizal menjelaskan, sistem kerja alat ini adalah dengan menggunakan sistem scan Q-R Code dengan gawai, kemudian akan langsung dapat mengidentifikasi status legal dan tidaknya jenis vaksin yang digunakan. Aplikasi ini juga mampu mendeteksi apakah vaksin atau botol vaksin ini pernah digunakan atau belum.

Aplikasi ini juga memberikan fitur berupa web data yang memberikan informasi asal vaksin. Jika ditemukan adanya vaksin palsu, masyarakat yang menggunakan aplikasi ini dapat langsung melaporkan ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui fitur Laporkan yang ada dalam aplikasi ini.

Menurut Novrizal, aplikasi yang sangat mudah digunakan ini akan memberikan kesempatan masyarakat untuk ikut membantu pengawasan beredarnya vaksin-vaksin berbahaya. Di sisi lain, masyarakat akan terhindar dari rasa cemas ketika akan menggunakan vaksin.

“Tidak ada istilahnya ragu-ragu melakukan vaksinasi lagi karena kita tahu bahwa vaksinasi itu adalah penting,” terang Novrizal.

 

Penulis : Adam
Editor : Wahyu Setiawan