Hard News

Ikut Piknik Anak Hebat, Peserta Kagum Lihat Kerisnya Jokowi

Jateng & DIY

12 Juli 2019 06:04 WIB

Kegiatan Piknik Anak Hebat (PAH) 2019.


SOLO, solotrust.com- Diikuti sekira 60 peserta dari beragam usia, kegiatan Piknik Anak Hebat (PAH) 2019 kunjungi Museum Keris dan Museum Tumurun.



Baca juga: Kenali Kearifan Lokal, KPID Jateng Sambangi Museum Keris dan Kampung Batik Laweyan

Menurut pihak panitia, keris merupakan salah satu benda yang sangat dekat dengan kebudayaan masyarakat Jawa, namun akses informasi tentang keris itu terbatas, lebih-lebih untuk anak-anak. Maka, mengunjungi Museum Keris menjadi salah satu pilihan yang mudah untuk mengenal keris lebih dekat.

Tidak nampak kesan bosan dari peserta tentang museum dengan beragam koleksi keris kuno tersebut. Para peserta begitu menikmati setiap pemandangan koleksi keris yang tertata rapih, sambil menyimak penjelasan yang yang disampaikan oleh tour guide museum mengenai sejarah, proses pembuatan, hingga cerita-cerita menarik di balik keris itu sendiri.

Seperti halnya Naura (7), salah satu bocah yang tergabung dalam rombongan PAH itu, tampak terkesan kagum saat ia melihat keris pribadi milik Presiden Jokowi yang dihibahkan ke museum yang terletak di Jalan Bhayangkara Solo tersebut.

“Aku sangat senang berkunjung ke Museum Keris. Di sana, aku bisa melihat-lihat keris milik Bapak Joko Widodo. Di sana aku melihat kerisnya berbelok-belok. Aku bisa mengetahui pembuatan keris. Terima kasih, Piknik Anak Hebat,” ungkap Naura (7).  

Tidak berakhir di situ, rombongan PAH itu berlanjut ke Museum Privat Tumurun. Di dalam museum privat milik Iwan Kurniawan Lukminto ini, para peserta disuguhi sejumlah koleksi karya masterpiece seniman rupa Indonesia. Salah satunya, berupa instalasi berjudul “Changing Perspective” karya seniman yang juga tersohor, Wedhar Riyadi, yang berbentuk susunan bola mata dengan tinggi 7 meter yang kini menjadi ikon museum tersebut.

Mengunjungi Museum Privat Tumurun menjadi salah satu pilihan yang mudah untuk memberikan pendidikan seni kepada anak-anak. Karena seturut dengan nasihat Ki Hadjar Dewantara, pendidikan seni penting untuk anak-anak bukan untuk menjadikannya seniman melainkan untuk memperhalus rasa dan kepekaannya.

Tidak hanya anak, orang tua pun tidak ketinggalan menuliskan impresi dan harapannya terhadap kegiatan PAH ini.

“Terima kasih tak terhingga untuk panitia acara Piknik Anak Hebat yang ke-2 ini. Acara mengunjungi kedua museum yang sangat mengedukasi anak-anak saya. Piknik luar biasa yang bisa mempertemukan kami semua dalam acara bermanfaat. Semoga bisa menjadi jembatan ilmu buat anak-anak kami ke depan dan menjadi ajang silaturahmi dan komunitas yang positif.” tulis Emi Dwi Mahanani, salah satu peserta orang tua.

Koordinator kegiatan, Riandini Tri Astuti memaparkan, tujuan dari kegiatan PAH yang telah terselenggara kali kedua ini, selain untuk mengisi liburan sekolah dengan kegiatan yang positif dan menyenangkan, juga sebagai pilihan atau alternatif bagi anak-anak untuk belajar hal baru.

"Di Museum Keris, misalnya. Anak-anak memiliki pengalaman visual dan motorik tentang keris karena mereka melihat, menyentuh dan mendengarkan penjelasan secara langsung. Pun di Museum Tumurun. Anak-anak diajak mengenal dan melihat dengan lebih dekat karya seni, khususnya seni rupa dan instalasi, beserta seniman pengkaryanya. Tidak hanya itu, anak-anak juga diberi pemahaman tentang bagaimana cara menghargai sebuah karya," ungkap Riandini dalam keterangannya kepada solotrust.com.

Lebih lanjut, Riandini menambahkan, kegiatan semacam itu diharapkan dapat menjadi alternatif pendidikan yang menyenangkan sebagai media belajar untuk anak - anak, diluar pendidikan formal.

Baca juga: Wali Kota Gowes Bareng Forum Anak Surakarta ke Museum Keris

"Gaya pendidikan seperti ini dapat mempertegas kembali bahwa di luar pendidikan formal, terdapat banyak sekali hal yang dapat dijadikan media belajar bagi anak-anak. Belajar bukan lagi terbatas pada ruang tertentu dan masih dengan cara membayangkan atau menerawang. Semoga kegiatan Piknik Anak Hebat ini dapat berumur panjang agar dapat menjangkau lebih banyak peserta dan memberi lebih banyak manfatat," pungkasnya. (Kc)

(wd)