Ekonomi & Bisnis

HUT BI dan RI, Bank Indonesia Luncurkan Buku

Ekonomi & Bisnis

12 Agustus 2019 17:18 WIB

Peluncuran dan Bedah Buku di KPw BI Solo

SOLO, solotrust.com - Masih dalam serangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Bank Indonesia (BI) ke 66 pada 1 Juli sekaligus memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 yang jatuh pada 17 Agustus 2019, Bank Indonesia (BI) Institute bersama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo meluncurkan sebuah buku bertajuk "Harmoni dalam Perbedaan : Bank Indonesia dalam Dinamika Ekonomi Solo Raya".

Direktur BI Institute, Arlyana Abubakar menjelaskan, buku ini merupakan komitmen Bank Indonesia dalam mendokumentasikan pemikiran, kebijakan, wisdom, pengalaman, dan sejarah organisasi dalam bentuk Institutional Memory, sekaligus memperkaya referensi akademis, khususnya pada bidang kajian sejarah ekonomi yang dapat digunakan oleh semua kalangan.



"Keunikan buku ini termuat dalam tema dan judul buku yakni 'Harmoni dalam Perbedaan', karena pada perkembangannya, perekonomian kota Solo ditopang oleh 2 kutub ekonomi yaitu ekonomi perkebunan modern dan ekonomi kerakyatan. Hubungan itu juga relevan dengan kondisi kekinian kota Solo yang menjaga nilai-nilai sejarah dan tradisional sebagai aset masa depan," tuturnya saat acara Peluncuran dan Bedah Buku di KPw BI Solo, Senin (12/8/2019).

Selain buku tersebut, buku yang sudah dapat diakses omasyarakat adalah buku sejarah KPw BI Medan, Surabaya, Padang, Kalimantan, Pontianak dan Solo. Buku dapat diperoleh di perpustakaan Bank Indonesia atau website BI Institute https://www.bi.go.id/id/institute. Ke depan BI juga akan merilis buku sejarah untuk 11 kota berikutnya antara lain Makassar, Bandung, Palembang, Malang, Yogyakara, Semarang, Aceh, Kediri, Cirebon, Banjarmasin, dan Manado.

Pemilihan kota-kota ini berangkat dari sejarah BI yang diawali dengan pendirian De Javasche Bank (DJB) oleh pemerintah kolonial pada tahun 1828 di Batavia (sekarang Jakarta). Pembukaan 16 kantor cabang DJB di Hindia Belanda pada waktu itu secara umum dilatarbelakangi oleh kepentingan politik dan ekonomi yang juga diwarnai keunikan masing-masing daerah tersebut.

"Kehadiran DJB di Solo pada 1 April 1867 misalnya, menjadi kantor cabang pertama yang didirikan di wilayah non pesisir. Hal itu karena pesatnya ekonomi perkebunan di daerah Solo Raya sehingga mengundang pengusaha-pengusaha dari Eropa," ujarnya.

Acara peluncuran dan bedah buku tersebut dibuka oleh Arlyana Abubakar selaku Direktur BI Institute dan Wakil Wali Kota Solo Achmad Poernomo. Selain itu turut hadir sebagai narasumber yaitu Bambang Pramono (Kepala KPw BI Solo), Umar Juoro (ekonom senior), dan Titis Srimudi Pitana (penulis ahli heritage UNS), serta anggota tim penyusun lain. Penulis buku, Warto yang adalah Guru Besar Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta / UNS, memberikan pemaparan terkait konten buku. Acara juga dihadiri akademisi, mahasiswa dari Fakultas Ekonomo dan Fakultas Ilmu Budaya serta pemerhati sejarah di kota Solo. (rum)

(wd)