Entertainment

Pengarang Komik Strip Panji Koming Telah Tutup Usia

Musik & Film

23 Agustus 2019 17:09 WIB

Panji Koming.

Solotrust.com- Pengarang komik strip Panji Koming yang juga kartunis, Dwi Koendoro telah tutup usia pada Kamis (22/08/2019) dini hari pukul 03.14 WIB dalam usia 72 tahun. Almarhum dalam beberapa waktu terakhir ini terus dirawat di Rumah Sakit Bintaro karena kesehatannya yang terus menurun.

Dwi Koendoro adalah seorang kartunis pencipta komik strip Panji Koming yang rutin terbit di Koran Kompas setiap hari Minggu. Koming sendiri adalah singkatan dari Kompas Minggu. Komik ini sangat popular dan dikenal oleh masyrakat karena Panji Koming telah hampir 40 tahun hadir menyapa para pembacanya. Dan pada Edisi Minggu 18 Agustus 2019 kemarinlah yang menjadi edisi terakhir dari komik strip Panji Koming tersebut.



Komik strip Panji Koming pertama kali dibuat oleh almarhum atas saran dari GM Sudarta sesama kartunis dan menjadi teman semenjak kuliah. Panji Koming pertama kali terbit tercatat di harian Kompas Pagi edisi Minggu 14 Oktober 1979. Dan sampai sekarang cukup banyak penggemar dari komik strip Panji Koming tersebut.

Panji Koming adalah seorang pemuda yang diceritakan dari kelas menengah bawah yang memiliki karakter yang lugu dan agak peragu. Ia mempunyai pacar yang bernama Ni Woro Ciblon yang cantik pendiam dan sabar. Dalam kehidupan sehari-hari Panji Koming mempunyai kawan setia bernama Pailul yang agak konyol, namun lebih terbuka dan berani bertindak. Kekasih Pailul adalah Ni Dyah Gembili, perempuan gemuk yang selalu bicara terus terang. Tokoh lainnya bernama ‘Mbah’ seorang ahli nujum yang sering ditanyai masalah – masalah spiritual serta seekor anjing buduk yang dijuluki ‘kirik’. Sedangkan tokoh antagonis yang seringkali dijadikan objek lelucon adalah seorang birokrat gila jabatan yang bernama Denmas Arya Kendor. Dan mereka hidup dengan latar situasi di Kerajaan Majapahit 500 tahun lalu.

Dwi Koen sendiri lahir di Banjar, Jawa Barat pada 13 Mei 1947 dan masih merupakan keturunan R.Ng. Ranggawarsita (1802-1873) seorang pujangga besar Kraton Kasunanan Surakarta. Dari sang ayah yang seorang sarjana tehnik dan jago menggambar almarhum belajar dan menggali ilmu tentang menggambar. Sedangkan dari ibunya yang seorang perias pengantian, almarhum belajar ketelitian dan ketelatenan.

Almaruh kuliah di ASRI (Akademi Seni Rupa Indnesia) yang sekrang sudah menjadi Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Almarhum kuliah di ASRI tahun 1958-1965. Selama kuliah almarhum sempat pindah dari jurusan Seni Lukis ke Ilustrasi Grafik (sekarang menjadi Seni Grafis dan Desain Komunikasi Visual). Di sela – sela kuliah, almarhum juga mengisi waktu luangnya dengan menjadi pengisi ilustrasi di media cetak di Yogyakarta seperti Waspada, Minggu Pagi dan Kedaulatan Rakyat.

Dwi Koen sempat mendapatkan penghargaan International Animation Festival Hiroshima 1994 atas kerja kreatifnya membuat karya animasi. Para penggemarnya tentu akan kehilangan sosok beliau tapi karya dan coretan – coretannya akan tetap selalu dikenang dan abadi. (dd)

(wd)