Serba serbi

Lestarikan Alam, Masyarakat Peduli Lawu Tolak Trabas

Olahraga

31 Agustus 2019 15:03 WIB

Audiensi elemen Masyarakat Peduli Lawu, di Kantor Perum Perhutani KPH Surakarta terkait Tolak Trabas Gunung Lawu, Selasa (29/8/2019).


SOLO,  solotrust.com - Kian maraknya aktifitas trabas (petualangan lintas gunung dan hutan) oleh sejumlah komunitas otomotif, khususnya motor trail di kawasan Gunung Lawu, menuai reaksi dari berbagai kalangan pecinta alam serta tokoh masyarakat.



Kumpulan aktivis lingkungan yang tergabung Masyarakat Peduli Lawu dari berbagai elemen organisasi pecinta alam, masyarakat adat, pelestari budaya juga sejumlah komunitas pelestari lingkungan itu pun dengan tegas menyatakan penolakan terhadap segala bentuk kegiatan trabas di Gunung Lawu.

Penolakan itu bukan tanpa alasan, seperti diungkapkan Ketua Masyarakat Peduli Lawu sekaligus Ketua Relawan Gunung Lawu, Eko Sujarno, aksi trabas dapat berdampak buruk terhadap konservasi alam juga ekosistem yang seharusnya dijaga bersama.

"Selain merusak jalur pendakian, suara bising knalpotnya pun mengganggu habitat satwa di sana. Bahkan aksi mereka (pelaku trabas) pun sempat viral juga karena sampai memasuki puncak Lawu. Sedangkan bagi kalangan masyarakat adat setempat, area itu merupakan daerah yang disakralkan, tetapi mereka seenaknya bleyer - bleyer. Sehingga kami keberatan dengan adanya trabas. Dikhawatirkan juga itu dapat merusak kondisi tanah," tegas Eko.

Menanggapi hal itu, Administrator  Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta, Sugi Purwanta pun turut angkat bicara dan menyambut baik reaksi dari Masyarakat Peduli Lawu. Saat ini, pihak KKPH Surakarta pun menyampaikan akan berkoordinasi dengan pihak - pihak terkait, guna mewujudkan sinergitas terhadap upaya pelestarian di kawasan Gunung Lawu.

"Kami menerima apa yang menjadi niat baik dari rekan - rekan Masyarakat Peduli Lawu. Mengingat, bahwasanya yang mencintai Lawu itu banyak komunitas. Jadi harus kita sinergikan juga kita koordinasikan, supaya semuanya memperoleh manfaat yang optimal sehingga Gunung Lawu bisa kita lestarikan bersama," ucap Sugi Purwanta, di sela audiensi bersama sejumlah aktivis lingkungan dari Masyarakat Peduli Lawu, di Kantor Perum Perhutani KPH Surakarta, Jl. Gajahmada No.45, Punggawan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (29/8/2019) siang.

Audiensi terkait penolakan trabas di Gunung Lawu itu dihadiri sejumlah  organisasi juga perwakilan relawan, di antaranya MRC, AGL, Giriwana Surabaya, Jaga Lawu, Mantap, Rendan, Himalawu, Hanom Hancala, Reco, Laser, PGL, Rimba Lawu, RGL 3265, Karang Taruna Tambak serta Dewan Pemerhati Dan Penyelamat Seni Budaya Indonesia (DPPSBI). (Kc)

(wd)