Entertainment

Film Bumi Manusia Tembus 1 Juta Penonton, Produser: Belum Untung

Musik & Film

31 Agustus 2019 18:39 WIB

Film Bumi Manusia


Solotrust.com- Film adaptasi novel karya Pramoedya Ananta Toer Bumi Manusia berhasil tembus satu juta penonton. Namun pihak Falcon Picture lewat produsernya mengaku belum untung dengan perolehan yang berhasil dicapai hingga saat ini.



Berdasarkan data dari laman independent filmindonesia.co.id film Bumi Manusia berhasil meraih 1.113.810 penonton dan menempatkan film ini di peringkat sembilan sementara untuk Film Indonesia peringkat teratas dalam perolehan jumlah penonton pada tahun 2019 ini. Di atas film Bumi Manusia ada film Ghost Writer yang di produseri oleh Ernest Prakasa dan terpaut sekitar 2.800 tiket. Untuk peringkat pertama film dengan perolehan penonton terbanyak masih ditempati oleh film yang dibintangi Iqbal Ramadhan lainnya berjudul Dilan 1991.

Dengan pencapaian penonton yang menembus angka 1.113.810 tersebut pendapatan kotor dari film yang dibintangi oleh Mawar Eva De Jong hingga Jumat(30/8/2019)  berkisar di angka 44,5 miliar rupiah. Hasil tersebut diperoleh antara jumlah penonton dikali dengan asumsi harga tiket setiap bioskop 40 ribu rupiah.

Dengan hasil pendapatan kotor yang seperti itu, maka pihak rumah produksi yang per satu tiketnya mendapatkan 15-17 ribu tiket yang dijual mendapatkan sekitar Rp. 16,7 miliar. Sedangkan sisanya akan masuk ke pihak bioskop yang menayangkan film Bumi Manusia besutan sutradara Hanung Bramantyo itu.

Produser Falcon Picture, Federica pun memberikan keterangannya ketika ditanya tentang keuntungan dari Film Bumi Manusia yang telah menembus angka satu juta lebih penonton

“Belum untung.” jawabnya lugas.

Federica juga tidak mau mengaku tentang besaran budget dari film Bumi Manusia ketika ditanya lebih lanjut.

Film Bumi Manusia sendiri juga diperkirakan menghabiskan jumlah budget yang banyak mengingat mereka membangun dan menciptakan sendiri setting cerita di era jaman kolonial Belanda. Mulai dari penyediaan lahan, setting, kostum dan property yang digunakan semuanya ditampilkan pada era-era jaman penjajahan Belanda masih ada.

Film Bumi Manusia saat ini pun masih tayang namun penontonnya sudah tidak seramai beberapa pekan yang lalu dan sempat kembali membuat anak – anak millennial mengakrabi dan mengenal sosok serta karya dari seorang Pramoedya Ananta Toer. Karya novel Bumi Manusia adalah karya masterpiece Pramodeya, dimana karya tetralogy Pulau Buru ini dikemas dengan penuh pengorbanan, air mata dan juga penindasan penguasa saat itu. (dd)

(wd)