SOLO, solotrust.com - Para kru dan pemain film “Kapal Goyang Kapten” mengadakan Nonton Bareng, Press Conference dan Jumpa Fans di XXI Solo Grand Mall, Selasa (3/9/2019) sore. Mereka menyapa langsung para penggemar yang menanti-nanti penayangan film garapan Mega Pilar Pictures ini.
Dalam jumpa pers, Produser sekaligus Sutradara Raymond Handaya mengatakan, proses produksi film yang akan tayang secara serentak pada tanggal 05 September 2019 di seluruh bioskop di Indonesia ini menghabiskan waktu sekitar satu bulan yang berlokasi di provinsi Maluku, tepatnya di pulau Ambon dan di kepulauan Tual, Maluku Tenggara.
“Alasan lokasi ini dipilih menjadi lokasi syuting karena memiliki banyak lokasi pulau dan pantai yang indah dan eksotis, berada di pulau terpencil, dan jarang dijamah orang, sehingga cocok dengan kebutuhan lokasi yang ada dalam skenario film ini,” kata Raymond
Sementara itu, penulis skenario sekaligus pemeran Cakka, Muhadkly Acho menuturkan, Film “Kapal Goyang kapten” memiliki keunikan, yaitu merupakan film komedi tentang pembajakan kapal yang sangat kental nuansa dramanya, tapi kali ini dibungkus dengan ramuan komedi.
“Film ini juga memotret hal yang terjadi di masyarakat bahwa biasanya anak yang terlahir dari keluarga kaya, rata-rata terbiasa hidup enak dari lahir, sehingga cenderung tidak bisa mandiri dan bekerja. Mereka terlalu memanjakan anaknya dan takut untuk memberikan kepercayaan atau dari sisi anak yang memang sudah terbiasa hidup enak. Nah mereka dihadapkan dengan situasi yang tak biasa mereka alami sehari-hari,” ujarnya.
Dalam Film ini karakter Daniel yang diperankan Ge Pamungkas diceritakan sebagai anak tunggal yang manja dari orang tuanya yang diperankan oleh Roy Marten. Selain itu dalam film ini juga terlihat adegan-adegan yang memperlihatkan kembali budaya gotong royong, kerja sama, kepemimpinan, bagaimana menghadapi sebuah permasalahan menjadi pelajaran yang bisa dipetik melalui film ini.
Lebih lanjut Acho menjelaskan bahwa film ini bercerita tentang 3 orang pembajak amatir yang mencoba membajak kapal wisata di Laut Maluku, yang saat itu berisikan beberapa turis lokal dan seorang nahkoda. Namun karena kebodohan para pembajak, mereka malah menenggelamkan kapal yang berisikan barang rampasan dari turis-turis, sehingga mereka pun terjebak bersama dan akhirnya harus terdampar dan terjebak di sebuah pulau kosong.
Pembajakkan kapal ini di latarbelakangi oleh keadaan 3 tokohnya, Daniel yang diperankan oleh (Ge Pamungkas) ingin membuktikan kepada orang tuanya bahwa seorang anak orang kaya pun bisa bekerja, Cakka yang diperankan oleh (Muhadkly Acho) terpaksa mengambil langkah ini karena kondisi ibunya yang sakit dan butuh biaya, dan Bertus yang diperankan oleh (Mamat Alkatiri) adalah seorang pengangguran dan butuh uang.
“Karena alasan dari masing-masing, timbullah ide dari Bertus dan Cakka untuk membajak kapal. Daniel awalnya menolak setelah tahu pekerjaan yang mau mereka lakukan, tapi karena dibujuk akhirnya ia pun ikut dalam pembajakan kapal tersebut,” bebernya.
Akibat sebuah kebodohan, mereka justru kehilangan hasil rampokan dan terjebak di sebuah pulau kosong bersama sang nahkoda bernama Kapten Gomgom, yang diperankan oleh (Babe Cabita) beserta 9 penumpang yang mereka rampok.
Perlawanan dari kubu sandera yang dimotori oleh Tiara yang diperankan oleh (Yuki Kato) dan tekanan psikologis dari para penumpang lain seperti keluarga Burhan yang terdiri dari Ayah (Arief Didu), Ibu (Asri Welas) dan anak mereka (Romaria Simbolon), sepasang suami istri yang sedang bulan madu, Darto (Yusril) dan Salma (Naomi Papilaya) serta 3 orang mahasiswa yang sedang travelling bersama, Noni (Andi Anissa), Cika (Ryma Gembala) dan Agung (Ananta Rispo) membuat situasi semakin rumit.
Baca: Daya Listrik Ditambah, Stadion Manahan Segera Dijajal
Sang Sutradara berharap film besutannya bersama produser eksekutif Tuti Meilina, Robi Syeeh dan produser Roni Parini serta para kru lainnya ini dapat menembus satu juta penonton. (adr)
(wd)