Ekonomi & Bisnis

Meski Cabai Mahal, Agustus 2019 Solo Deflasi

Ekonomi & Bisnis

4 September 2019 19:49 WIB

Ilustrasi

SOLO, solotrust.com - Tingginya harga komoditas pangan cabai di sejumlah pasar tradisonal di kota Surakarta selama beberapa bulan terakhir ini, ternyata tidak begitu menimbulkan dampak inflasi selama bulan Agustus 2019. Hal tersebut terlihat dari rilis inflasi rutin bulanan yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik pada Senin, 2 September 2019.

Baca: Gejolak Harga Cabai, Musim dan Teknologi Jadi Kendala



Kasi Statistik Distribusi BPS Kota Surakarta, M.A.B. Herminawati menerangkan, di bulan Agustus 2019 lalu, kota Solo justru mengalami deflasi dan bukan inflasi. Sebab perkembangan harga berbagai komoditas di bulan tersebut secara umum menunjukkan penurunan.

"Untuk bulan Agustus ini kota Surakarta perkembangan harga konsumennya itu deflasi atau inflasi minus 0,16 persen. Kemudian untuk inflasi tahun kalendernya atau inflasi dari bulan Januari sampai Agustus mencapai 2,23 persen dan year on year (yoy) atau bulan Agustus 2019 terhadap bulan Agustus 2018  mencapai 3,09 persen," terangnya.

Dari 7 kelompok yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK)nya, dua kelompok pengeluaran mengalami penurunan yaitu kelompok bahan makanan turun 0,79 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan turun 1,49 persen. Sebaliknya kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,54 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,12 persen; kelompok sandang naik 0,47 persen; kelompok kesehatan naik 0,02 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,89 persen.

Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya inflasi di antaranya tarif angkutan udara, petai, bawang putih, tomat sayur, bawang merah, nangka muda, telur ayam ras, terong panjang, bayam dan teh. Sebaliknya komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan inflasi antara lain cabai rawit, roti manis, biaya pendidikan SMA, cabai hijau, nasi dengan lauk, biaya pendidikan SD, air kemasan, jus buah, apel, emas perhiasan, biaya pendidikan SMP dan es.

"Dari 82 kota yang dihitung indeks harga konsumennya, 44 kota mengalami inflasi dan 38 kota terjadi deflasi. Di pulau Jawa, dari 26 Kota IHK, 21 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi termasuk Solo," ujarnya. (Rum)

(wd)