Pend & Budaya

Awal Mula Santet Ternyata untuk Hal Positif Lho

Pend & Budaya

23 September 2019 01:27 WIB

Anggota LSU mempraktikkan langkah awal penyembuhan penderita santet ala LSU.


Solotrust.com- Pokdarwis Baluwarti bekerja sama dengan Logika Komunitas Universal (LSU) mengadakan bincang – bincang wisata edukasi religi, yang membahas tentang ilmu – ilmu atau suatu kebudayaan yang ada di kebudayaan Nusantara, khususnya Jawa dan tabu untuk dibicarakan oleh masyarakat, pada Selasa ( 17/9/2019) di Ndalem Praja Pangrasan Kampung Wisata Baluwarti Surakarta.  



Kali ini Pokdarwis Baluwarti dan LSU membicarakan tema santet. Diskusi tentang khazanah budaya Jawa seperti ini baru kali ini dibuka untuk umum, sementara sebelumnya masih hanya untuk kalangan internal LSU sendiri.

“Ini kali keempat diadakannya diskusi semacam ini. Dan kami mencoba untuk membuka kepada khalayak umum supaya bisa mengetahui kekayaan budaya Jawa.” ungkap darmadi dalam pidato pembukaan sebagai wakil dari Pokdarwis Banjarsari.

LSU sendiri adalah sebuah komunitas yang kurang lebih baru satu tahun berdiri. LSU merupakan wadah untuk belajar bersama dengan logika atau pikiran sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri  kepada Sang Pemilik Kehidupan, dengan sifat yang luruh terbuka dan berbagi bersama serta belajar bersama.

Salah seorang anggota LSU, Asel menjelaskan bahwa santet itu ada berbagai macam.

“Santet itu ada santet psikologi, yang menyerang psikis dari manusia (korban)  yang dituju. Ada santet yang memindahkan benda ke dalam tubuh manusia, sehingga tiba-tiba korban yang dituju meninggal. Dan santet yang paling kejam adalah santet yang menyiksa si korban selama berpuluh-puluh tahun dan tidak sembuh-sembuh.” ujarnya menerangkan berbagai macam santet.

Konon, pada mulanya ketika di zaman Gadjah Mada, santet digunakan untuk mengirim makanan para prajurit yang tengah berada di medan perang.

“Makanan dikirim dari jauh kemudian dimasukkan ke perut para prajurit yang sedang bertempur di tengah lautan atau sedang di medan laga.” lanjut Kang Davin salah satu anggota LSU lainnya.

Santet mulai bergeser penggunaannya ketika Belanda mengundang para ahli santet untuk memindahkan benda-benda tajam kepada binatang. Dan berhasil. Setelah Belanda mengetahui santet bisa disalah gunakan, maka mereka membunuh dukun ahli – ahli santet yang mereka undang.

Namun perlahan-lahan akhirnya informasi tentang santet yang bisa disalahgunakan menyebar. Hingga sekarang kegunaan santet hanya untuk menyakiti orang bukan untuk memberikan manfaat.  

Pada acara tersebut juga dipraktikkan bagaimana cara langkah awal menyembuhkan seseorang yang terkena santet ala LSU, serta dilakukan praktik dengan memindahkan benda-benda ke dalam kelapa muda utuh.

Dalam wisata edukasi religi tersebut juga dijelaskan macam jenis energi yang ada dalam diri manusia. Sebab pada dasarnya dalam diri manusia mempunyai energi yang bisa digunakan untuk antisipasi langkah awal penyembuhan santet, serta bisa untuk menyembuhkan penyakit dalam diri. Karena sebenarnya sakit yang paling dominan diderita oleh manusia bermulanya dari pikiran. (dd)

(wd)