SOLO, solotrust.com - Pengusaha diharapkan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi secara maksimal untuk menyambut revolusi industri 4.0. Hal itu diungkap oleh Syamsul Hadi, Ketua Umum Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Kota Surakarta (BPC HIPMI Kota Solo) periode tahun 2016-2019, di sela acara Musyawarah Cabang (Muscab) yang diadakan di Hotel Harris Solo, Sabtu (21/9/2019).
"Memang pengusaha, dengan berkembang pesatnya teknologi ini, harus siap dalam menerima perubahan karena banyak hal yang selalu berubah di lingkungan kita dan itu harus diikuti dan harus beradaptasi supaya usahanya tidak mati. Dengan adanya perkembangan teknologi ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung perkembangan bisnis para anggota," tuturnya pada solotrust.com.
Sehingga, dalam Muscab tersebut, diselenggarakan semacam kuliah umum yang berkaitan dengan revolusi industri. Bertujuan supaya para anggota siap-siap menghadapi revolusi industri itu yang sekarang sudah terus berjalan. Kondisi saat ini banyak usaha yang terdisrupsi dengan adanya startup-startup baru yang levelnya unicorn. Usaha-usaha yang levelnya kecil supaya tidak terlindas mati juga harus memanfaatkan teknologi dan menerima perubahan lingkungan yang terjadi.
Menurutnya, kalangan pengusaha di Kota Solo kategori yang muda pastinya tidak gagap teknologi, sehingga sudah bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Meski memang dalam beberapa usaha terjadi proses regenerasi dari generasi pertama ke generasi kedua berjalan kurang mulus. Hal itu dinilai wajar sebagai bagian dari dinamika usaha sebab dunia usaha adalah dunia yang dinamis.
Kemajuan teknologi juga dinilai berdampak dari segi permodalan yang lebih mudah, salah satunya adanya financial technology (fintech). Sayangnya fintech masih ada kekurangan misalnya rate bunga yang masih tinggi dan sebagainya. Permodalan jaman sekarang relatif lebih bagus daripada sebelumnya, terlihat dari pemerintah juga menyediakan KUR dengan rate bunga rendah. Akses permodalan untuk anggota HIPMI juga lebih mudah.
Namun demikian, pihaknya mengakui masih terdapat kendala terutama pada anggota yang statusnya masih UMKM. Mereka harus memperbaiki dari segi laporan keuangan, kapasitas usaha, dan lainnya. Padahal dengan adanya teknologi lebih dimudahkan dari laporan keuangan hingga posisi penjualan dari detik ke detik bisa diketahui. Bahkan kontrol usaha tidak harus dari lokasi, ada ponsel pintar, pantauan lewat CCTV, sehingga pemilik langsung mengetahui walau terbentang jarak jauh.
Terkait pemilihan Ketua Umum saat Muscab, pihaknya menyarankan agar Ketua Umum yang baru terpilih periode 2019-2022 mau tidak mau suka tidak suka harus mengikuti perkembangan zaman. Ketum baru diminta mempersiapkan anggotanya, sebab pengurus di periodenya sudah mengawali. Kesiapan itu berupa bekal dari organisasi seperti pembaruan ilmu teknologi, ilmu marketing jaman sekarang, hingga manajemen mengelola sistem usaha yang bisa dikontrol dimanapun berada.
"Semua itu memanfaatkan teknologi, sehingga kompetensi harus ditingkatkan dan dikembangkan," pungkasnya. (Rum)
(wd)