Hard News

Ganjar Pranowo : PLTSa Putri Cempo Siap Olah Jutaan Ton Sampah

Jateng & DIY

10 Oktober 2019 11:05 WIB

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat meninjau Miniplan PLTSa Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, Rabu (9/10/2019)

SOLO, solotrust.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meninjau miniplan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, Rabu (9/10/2019). Ia teguh teknologi ini dapat mengurai jutaan ton sampah yang menumpuk.

Baca: Investor PLTSa, Bank Tiongkok Dilirik Pemkot Setelah Gagal Gaet PT. SMI



Ganjar melihat langsung proses pengolahan dari wujud sampah menjadi briket yang digunakan sebagai bahan dasar energi listrik. Meski baru tahap uji coba namun Ganjar puas dengan hasilnya.

"Tadi kami lihat proses pengolahan sampah yang sudah berjalan dan sudah ada hasilnya, menurut saya  layak, hanya saja ini kan kapastitasnya masih kecil baru 150 kilo watt tapi sudah siap, sudah jadi,” kata Gubernur didampingi Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo.

Untuk tahap awal nanti, dengan menggunakan teknologi konversi termal melalui proses gasifikasi dalam produksi listrik PLTSa dapat mengolah sampah dengan listrik yang dihasilkan sebesar 5 mega watt dari sekitar 220 hingga 250 ton sampah yang masuk di TPA Putri Cempo. Groundbreaking rencananya dilaksanakan 23 Oktober 2019 mendatang.

"Setidaknya sudah ada tiga lokasi pengolahan sampah di Jateng, yakni di Semarang menjadi gas metan, Cilacap menjadi briket dan di Solo ini menjadi energi listrik. Tiga contoh ini menjadi bukti untuk kita push, bahwa Jateng siap mengatasi problem sampah dan menuju waste to energy," ucap dia.

Presiden Joko Widodo sangat concern betul mengenai penanganan sampah ini, bahkan sejak menjadi Wali Kota. Nantinya, pengolahan sampah menjadi energi di tiga lokasi, diharapkan menjadi percontohan bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah agar menjadi manfaat.

"Kita yang di daerah diperintahkan presiden untuk menangani sampah, maka kemarin pak presiden meminta PLN untuk membeli listrik dari olahan sampah. PLN tinggal membeli karena ini non negotiable tarif dan single tarif, artinya satu dan tidak bisa ditawar, karena kita tidak menjual setrum, tapi mengelola sampah. Memang kalau bicara skala ekonomi ini tidak menarik, tapi kita harus membereskan masalah sampahini, ini no tipping fee," bebernya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku kontraktor pelaksana proyek PLTSa Putri Cempo, Elan Syuherlan mengatakan, PLTSa Putri Cempo diproyeksikan mampu menyelesaikan tumpukan sampah sebesar 1,6 juta ton dalam kurun waktu 10-15 tahun di blending dengan samah baru, suistanable,

"Nantinya di lokasi ini akan dibangun PLTSa lebih besar, nantinya kalau proyek ini sudah berjalan penuh dan pembangunan tahap kedua yang ditargetkan menghasilkan tambahan 5 mega watt dapat terealisasi. Maka, total listrik yang dihasilkan mencapai 10 mega watt dari sebanyak 450 ton sampah bisa kami olah per harinya," jelasnya. (adr)

(wd)