Solotrust.com- Perjuangan untuk menyusun sebuah skripsi tidaklah mudah. Sebab terkadang apa yang sudah susah payah disusun oleh seorang mahasiswa akan kandas ketika sudah dikoreksi oleh dosen pembimbingnya. Bagi yang bermental kecil akan merasakan terpuruk dan kecewa, karena berarti dia harus menyusun ulang lagi skripsinya, kemudian mengajukan lagi ke dosen bimbingannya.
Baru – baru ini jagad dunia maya dihebohkan dengan persoalan skripi seorang mahasiswa yang telah dikonsultasikan dan dikoreksi oleh dosen pembimbingnya, namun dikembalikan lagi ke yang bersangkutan dangan ditulisi kata sampah pada bagian yang harus kembali disusun ulang.
Unggahan foto skripsi mahasiswa dicoret dan ditulis sampah oleh dosen pembimbingnya diunggah oleh akun twitter @fierza. “Gimana perasaanmu punya dosen pembimbing kayak Sony Kusumasondjaja? Cukup melatih tahan banting.” cuit akun @fierza di twitter dengan mengunggah dua foto revisi skripsinya.
Dalam foto yang diunggah itu terlihat satu halaman full dicoret tanda silang dan diberi tulisan sampah. Sedangkan satunya lagi terlihat tulisan yang menunjukkan catatan banyak sekali revisi yang harus dilakukan.
Cuitan tersebut telah mendapatkan respons dengan 7 ribu like dan 6 ribu retweet sejak diunggah pada Minggu (13/10/2019).
Cuitan itu mendapatkan balasan dari Ahmad Rizky M. Umar lewat akun twitternya @analisispolitik. “Feedback semacam ini tidak manusiawi, malas dan tidak membangun sering ditemukan dalam skripsi mahasiswa. Itu harus dihentikan. Kami tidak akan melatih siswa yang baik dengan mengatakan karya mereka sampah. Itu hanya menunjukkan ketidakmampuan dosen dalam terlibat dengan karya orang lain.“ tulisnya.
Sony Kusumasondjaja yang memberikan coretan tulisan sampah kemudian memberikan klarifikasi lewat akunnya @KusumasondjajaS pada Senin (14/10/2019)
“Hiruk pikuk yang terjadi menunjukkan betapa mudahnya netizen +62 ( yang bahkan well-educated, kuliah di Luar Negeri) untuk memberi komentar yang judgmental hanya berbekal DUA FOTO. Apa masih heran, kenapa masyarakat kita begitu mudah digoreng & dimanfaatkan para provokator via medsos?“ tulisnya.
Sony juga menyayangkan netizen yang malah menghujat dirinya. “Yang memberi komentar – komentar ganas itu apa ya sudah membaca draft lengkapnya supaya paham konteks tulisan SAMPAH itu? Apa sudah paham bagaimana interaksi si mahasiswa dan dosen sampai tulisan itu keluar? Kalau tidak, Anda jauh lebih parah dari pada si dosen. Anda menghujat tanpa dasar yang kuat.“ ungkap Sony kemudian.
“kenal sama mahasiswanya dan dosennya pun enggak, paham situasinya juga tidak, lalu merasa berhak menggugat dan menghujat yang berdasar pada asumsi yang belum tentu betul atau tidak.” lanjut Sony.
Sony lalu menyampaikan pesan kepada orang – orang yang menyerangnya “Kalau anda cuma melihat DUA FOTO yang mengusik pikiran anda, lalu anda merasa berhak menghakimi dan memaki orang – orang yang terlibat di foto itu ( tanpa paham konteksnya) berarti yang bermasalah adalah anda. Dan pikiran buruk anda. Bukan siapapun yang ada di foto itu” ujar Sony mengakhiri cuitannya. (dd)
(wd)