Entertainment

Terkait SuperM yang Puncaki Billboard 200 dengan Taktik Bundling, Ini Kata Jeff Benjamin

Musik & Film

21 Oktober 2019 01:05 WIB

SuperM. (Dok. SM Entertainment).


Solotrust.com - SuperM berhasil debut di peringkat pertama chart Billboard 200 dengan mini album (EP) debutnya "SuperM". Berdasarkan data Nielsen Music, album yang dirilis via SM/Capitol Records itu terjual sebanyak 168.000 unit album setara per minggu yang berakhir pada 10 Oktober lalu.



Dari angka itu, 164.000 unitnya berasal dari penjualan album tradisional, 1.000 unit dari penjualan track dan 3.000 unit dari hasil streaming, atau 4,9 juta kali permintaan streaming untuk semua lagu dalam album itu. 

Rilis pada 4 Oktober 2019, "Jopping" menjadi title track album, diikuti 4 track lain yakni “I Can’t Stand The Rain", "2 Fast", "Super Car", dan "No Manners". Ada juga 2 versi instrumental dalam album itu.

Album fisik "SuperM" terdiri dari 8 versi, yakni 7 versi masing-masing anggotanya (Baekhyun, Kai, Taemin, Taeyong, Mark, Lucas & Ten) serta versi united.

Dengan raihan ini, SuperM pun menjadi boygroup K-Pop pertama dalam sejarah yang album debutnya berhasil memuncaki chart prestisius di Amerika Serikat, pasar musik terbesar dunia.

Namun, capaian ini menimbulkan perdebatan di kalangan netizen karena SM Entertainment menggunakan taktik bundling untuk menjual album tersebut. Terlebih meski memuncaki Billboard 200, tidak ada lagu SuperM dari album itu yang mendarat di Billboard HOT 100.

Selain merilis album dalam 8 versi sekaligus, ada lebih dari 60 bundel merchandise/album di toko online resminya, termasuk copy digital dari album untuk tiap pembelian tiket di konser mereka November mendatang di Amerika.

Untuk diketahui, bundel merchandise/album atau tiket konser/album adalah ketika artis juga melampirkan unduhan album ke merchandise yang mereka jual seperti T-shirt atau tiket konser. Pada dasarnya, penggemar mendapatkan merchandise idola sekaligus album digitalnya.

Terkait apakah taktik seperti ini dapat diterima, atau apakah grup ini melangkah terlalu jauh? The Korea Times baru-baru ini berbicara dengan Jeff Benjamin, jurnalis musik asal New York yang aktif menulis berita tentang K-Pop sejak tahun 2013.

CNN bahkan menyebut Jeff Benjamin sebagai "orang yang sempurna untuk berbicara tentang K-Pop". Hingga saat ini, kita masih bisa membaca tulisan-tulisannya tentang K-Pop di media Amerika seperti Billboard.

Hasil wawancara itu diposting dalam artikel berjudul "SuperM's album bundling - brilliant business tactics or plainly unfair?" yang ditulis Dong Sun-Hwa, yang diunggah (18/10/2019).

Jeff Benjamin mengatakan dia tidak dalam posisi untuk mengatakan apakah strategi itu dapat diterima atau tidak (karena dia adalah seorang penulis, bukan orang dari departemen chart) sebelum menjawab pertanyaan.

"Saya tidak berpikir banyak grup, jika ada, dapat menciptakan kehebohan jenis ini atas musik dan merchandise mereka, kecuali itu adalah supergrup besar seperti SuperM," katanya.

Anggota SuperM memang berasal dari berbagai boygroup asal SM Entertainment yang populer yakni EXO, NCT 127, SHINee, dan WayV.

"Orang-orang membeli album karena cinta mereka kepada anggota SuperM. Jika penjualan album itu 'di-boost' dan tidak ada permintaan yang sebenarnya, saya percaya itu akan muncul di tanggal tur konser mendatang, jika mereka berjuang keras untuk menjual tiket. Satu orang mungkin membeli beberapa album, tetapi satu orang tidak dapat mengisi beberapa kursi," tambahnya.

SuperM sendiri mulai 11 November nanti akan menggelar tur konser di Amerika bertajuk "We Are The Future Live", antara lain di Texas, Chicago, New York, Los Angeles, Seattle, dan Vancouver. (Lin)

(wd)