SOLO, solotrust.com - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar Museum Goes to Campus (MGtC) ke-4, yang berlangsung mulai 29 hingga 31 Oktober 2019 mendatang di Auditorium G.P.H Haryo Mataram UNS.
Ketua Panitia MGtC ke-4, Insiwi Febriary Setiasih mengatakan, tema yang diusung dalam MGtC ke-4 ini adalah “Keberagaman sebagai Dinamisator Peradaban”. Yang menyajikan pameran secara aktual dan kontekstual pertamakali digelar tahun 2016, serta sejalan dengan penetapan UNS sebagai kampus benteng pancasila dan memperingati Hari Museum Indonesia 12 Oktober.
“Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho pada saat acara student vaganza 18 Agustus menyampaikan bahwa keberagaman harus menjadi dinamisator dalam memacu tumbuhnya inovasi-inovasi baru, yang membawa Indonesia, sejajar dengan negara maju lainnya, meninggalkan pemikiran sempit, radikal, dan selalu paling benar, karena bertentangan dengan Pancasila dan hakekat kerukunan umat manusia,” ujar Insiwi dalam jumpa pers di Ruang Sidan 1 Gedung Rektorat dr. Prakosa UNS, Jumat (25/10/2019)
Insiwi menjelaskan, MGtC merupakan pameran bersama sejumlah museum yang diadakan di UNS dan telah menjadi kegiatan tahunan kampus, sejak tahun 2017 telah dicanangkan sebagai agenda kebudayaan (calender of event) Kota Surakarta. MGtC ke-4 ini diikuti oleh 26 museum dari berbagai kota. Diantaranya Museum Lokabudaya Universitas Cenderawasih Papua, Museum Pendidikan Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta, Museum UNS.
Selain itu, Museum atau Laboratorium (Lab) Sejarah FIB UNS, Museum/Lab Sejarah FKIP UNS, Museum/Lab Sejarah FKIP Universitas Veteran Sukoharjo, Museum Keris Nusantara Solo, Museum Kambang Putih Tuban, Museum Bung Karno Blitar, Museum Penerangan Jakarta, Perpustakaan Nasional R.I. Jakarta, Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa Tengah Semarang dan Confusius Institute.
“Pameran MGtC merupakan salah satu upaya UNS menyematkan ciri sebagai kampus berwawasan kebudayaan dan meneguhkan prinsip sebagai kampus Benteng Pancasila. Lebih jauh, melalui Pameran MGtC, UNS berupaya ikut serta merealisasikan UU Nomor 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan berpartisipasi memperingati Hari Museum Indonesia, 12 Oktober,” papar dia.
Sementara itu, Inisiator MGtC, Agus HK Supomo mengatakan, gelaran rutin MGtC bertujuan untuk menjaga memori kolektif bangsa melalui pendekatan nilai-nilai sejarah ke tengah masyarakat secara edukatif, atraktif dan inovatif. Melalui MGtC ini, sehingga masyarakat lebih mudah memperoleh akses pengetahuan banyak hal tentang museum, warisan, sejarah dan nilai-nilai kebangsaan.
"Melalui MGtC terjalin kerjasama berbagai institusi yang merupakan upaya konkrit mendukung program pemerintah untuk memajukan kebudayaan sekaligus pembangunan SDM yang berkarakter Indonesia yang multikultur dan pancasilais, serta yang jelas menguatkan ciri kultural pada UNS sebagai kampus berwawasan kebudayaan," kata Agus.
“Kami juga menampilkan beberapa koleksi tentang pendidikan salah satunya adalah rekam jejak profesor termuda di UNS, barang memorabilia profesor yang purna di UNS, koleksi tentang pendidikan dan alat-alat yang digunakan untuk pendidikan dari periode ke periode waktu,” imbuhnya.
Pameran MGtC tidak hanya pameran koleksi museum belaka. Serangkaian kegiatan untuk menunjang wawasan digelar, seperti seminar sejarah/permuseuman, workshop, bedah buku, lomba untuk mendekatkan generasi milenial pada museum, dialog komunitas budaya, permainan anak tradisional, pentas seni dan lain-lain.
“MGtC 4 juga diisi dengan beberapa kegiatan pendukung, diantaranya seminar tentang kecendekiaan dalam perspektif sejarah. Seminar ini bertemakan Pustaka Para Cendekia dan Nasionalisme yang akan dilaksanakan pada Rabu (30/10/2019) bertempat di Ruang Sidang II Gedung Rektorat UNS Lantai II. Lalu Workshop untuk Para Guru Sejarah dilaksanakan Rabu (30/10/2019) bertempat di Ruang Seminar Gedung 3 Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS. Kemudian workshop mengenai arsip keluarga, Lomba Dongeng, Dolanan Anak Tradisional dan Workshop Membatik dan Games Interaktif Sejarah,” jabarnya.
Sedangkan Wakil Rektor Bidang Akademik UNS, Prof. Dr. Ahmad Yunus menambahkan, bahwa MGtC ini adalah aksi nyata untuk menguatkan pemahaman pada generasi muda mengenai arti penting nilai-nilai sejarah dari kebudayaan dalam arti yang luas serta nasionalisme. Pihaknya juga mengundang museum dari China, Malaysia dan Prancis.
“Ajang dari kita memberikan edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat seberapa besar peran dari museum untuk pendidikan bagi generasi penerus bangsa, tidak hanya melihat barang tetapi ada pelajaran yang bisa kita petik dari adanya pameran ini,” pungkas Prof. Yunus. (adr)
(wd)