SRAGEN, solotrust.com -Bertajuk acara Monitoring dan evaluasi, menjelang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang digelar serentak pada Rabu (6/12/2017) besok, Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan jajaran Forkompimda, turun ke desa. Secara marathon, Bupati Yuni dan Forkompimda mengunjungi Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo, Desa Puro Kecamatan Karangmalang, Desa Kedungupit Kecamatan Sragen Kota, Desa Banyuurip Kecamatan Jenar, serta Desa Jambean Kecamatan Sambirejo.
”Saya minta setelah pilkades jangan ada perselisihan. Kalau tidak puas dengan hasilnya diselesaikan melalui norma hukum yang berlaku,” kata Bupati Yuni saat mengunjungi cakades di Balai Desa Jetak, Sidoharjo.
Dalam kegiatan ini, Bupati Yuni hadir didampingi Dandim 0725 Letkol Arh Camas Sigit Prasetyo, Waka Polres Kompol Danu Totok P, Kepala Kesbangpol dan Linmas Heru Martono, Kepala Diknas Suwardi, Dispendukcapil, Bagian Pemerintahan Desa, Satpol Pamong Praja, dan Muspika.
Diberitakan sebelumnya, massa pendukung kedua calon Kepala Desa Doyong, Kecamatan Miri, Sragen, Sabtu (18/11/2017) pukul 23.15 WIB terlibat bentrok. Bentrokan itu mengakibatkan Teguh Triyadi, warga Doyong RT 09, Desa Doyong, mengalami luka serius di bagian mata kanan dan dilarikan ke RS dr Muwardi, Solo.
Bupati Yuni dan rombongan yang mengajak dialog cakades itu tidak berharap terjadi perselisihan antar pendukung cakades.
”Semua kan hidup bertetangga dan tinggal di desa, setelah pilkades jangan berselisih,” kata Dandim 0725 Sragen Letkol Arh Camas Sigit Prasetya.
Aparat Terlibat ?
Sementara itu, sejumlah warga mengeluhkan dugaan adanya oknum Polisi yang tidak netral. Hal itu terjadi di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo yang akan menggelar pilkades serentak pada Rabu (6/12/2017) besok. Pada pelaksanaan Pilkades di Desa Jambeyan ada 2 calon yang akan bertarung. Para calon yakni incumben Slamet Prabowo dan Suparni.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ada dua orang anggota kepolisian yang berpihak pada salah satu calon Kades di Desa Jambeyan. Tidak sekedar berpihak saja, namun juga membagi-bagikan uang untuk beberapa orang. Tidak hanya oknum Polisi, oknum perangkat desa yang tidak netral juga turut membagikan amplop secara terang-terangan.
Masalah tersebut disampaikan salah satu Warga Jambeyan, Manto. Dia menyampaikan salah satu calon kades memiliki modal yang cukup lantaran dibantu para pengusaha tambang. Sedangkan satunya tokoh masyarakat dengan dana patungan para relawan.
”Masalahnya ada indikasi peredaran uang sangat terbuka. Money politik ini panitia belum dilapori. Ada indikasi pemaksaan, kalau tidak mau dilaporkan polisi. Tapi warga banyak yang dikembalikan. Ada juga oknum Polisi yang bagi uang,” ujarnya kepada solotrust.com di rumahnya.
Dia menyampaikan money politic banyak terjadi seminggu yang lalu. Menurutnya tidak melaporkan kejadian lantaran warga takut berhadapan dengan pihak kepolisian. Selain itu, mekanisme laporan juga dirasa sulit, seperti harus ada laporan tertulis, bukti, dan saksi yang mau menjawab.
Keterangan Manto ditegaskan oleh Wanto yang mengaku mendapat uang dari salah satu oknum Polisi Rp 50 ribu. Dia menyampaikan sempat ada pembicaraan yang mengarahkan untuk memilih salah satu calon.
“Kejadian Jumat seminggu lalu. Di masjid dijak ke balai desa. Terus ditanya pilih siapa? Saya bilang yang dekat. Terus dia minta dibantu yang satunya, uangnya saya terima. Terus dapat amplop dari perangkat. Tapi tidak pesan apa-apa, isinya Rp 200 ribu,” terangnya.
Menanggapi informasi tersebut, Kapolsek Sambirejo AKP Sudira mengakui belum mendengar tentang keterlibatan anggotanya. Namun pihaknya berterima kasih atas laporan tersebut. Dia akan ditindaklanjuti dan klarifikasi pada anggota.
”Anggota Kepolisian itu seharusnya netral dan tidak punya hak pilih. Tentu pada masa-masa pilkades ini anggota tetap menjadi sorotan. Saya minta tetap menjaga nama baik satuan kepolisian,” ujarnya kepada solotrust.com di Mapolsek Sambirejo.
Kapolsek berharap pelaksanaan pilkades dapat berjalan aman dan tertib. Diharapkan warga tidak mudah terpancing dengan situasi jelang pemilihan kades.
Menanggapi masalah tersebut Ketua Panitia Pilkades Jambeyan Sumardi mengaku belum mendapat laporan terkait kecurangan. ”Soal laporan harus tertulis, ada bukti, ada saksi, dan syukur ada rekaman kami siap memproses,” terangnya.
Dia menyampaikan sudah terjadi kesepakatan diantara kedua calon dan pendukungnya untuk menjaga kondusifitas. Sumardi menjelaskan kedua calon sepakat tidak melakukan langkah money politic. ”Sepakat sejauh 200 meter dari TPS tidak ada pemasangan gambar calon, selain itu juga tiap RT disepakati hanya ada satu gambar calon,” ujarnya. (saf)
(wd)