SOLO, solotrust.com – Pemkot Surakarta menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-91 di Stadion Sriwedari Surakarta, pada Senin (28/10/2019). Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta Budi Prasetyo bertindak selaku inspektur upacara.
Upacara turut diikuti Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo, Wakil Wali Kota Achmad Purnomo dan jajaran Muspida Kota Surakarta serta segenap peserta upacara mengenakan pakaian adat daerah dari berbagai wilayah di tanah air.
Tari Serumpun Nusantara Bernada persembahan dari Dinas Kebudayaan Kota Surakarta dan Sanggar Tari Orek Rumah Budaya Banjarsari membuka upacara Hari Sumpah Pemuda, tarian ini menggambarkan keanekaragaman budaya Indonesia merupakan kebanggaan bangsa dari Sabang sampai Merauke yang menjadi satu kesatuan. Adapula sebanyak 22 paskibra dari SMAN 7 menunjukan skill kemampuan dan kekompakan dalam baris berbaris.
“Kami bisa, kami punya dan kami akan selalu menjaga dari nafas dan aliran darah kami adalah satu Indonesia,Serumpun Nusantara Bernada Kesatuan Republik Indonesia dan inilah wujud keberagaman budaya Indonesia yang terbungkus dalam Negara Kesatuan Republik Indoensia,” ujar Gita Kadhek Santi Gitaswari
Ketua DPRD, Budi Prasetyo menuturkan, tema yang iusung dalam Hari Sumpah Pemuda kali ini adalah "Bersatu Kita Maju". Tema ini sebagai bentuk komitmen yang dibangun para pemuda tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda dengan persatuan kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa. Pemuda Indonesia dituntut untuk maju memiliki karakter yang tangguh, berkapasitas, berintegritas tinggi, beriman, bertaqwa, kemampuan inovasi, kreativitas yang tinggi, mandiri, inspiratif dan unggul.
“Pemuda harus memiliki kapasitas intelektual dan skill keyakinan kewirausahaan dan kepeloporan yg mumpuni. Serta pemuda harus memiliki inovasi agar mampu berperan aktif dalam kancah internasional. Pemuda Indonesia harus maju dan berani menaklukan dunia,” kata Budi.
Budi menyebut pesatnya perkembangan teknologi ibarat 2 mata pisau, satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan, dalam pengembangan sumber daya serta daya saing, namun di sisi lain bersifat destruktif.
“Mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas, radikalisme hingga terorisme dapat masuk dengan mudah. Apabila tidak dibendung dengan filter ilmu pengetahuan dan karakter positif dalam berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Ke depan diharapkan banyak muncul tokoh-tokoh muda yang mendunia. Semangat para pemuda dalam menatap dan ikut membangun dunia harus menjadi obor penyemangat mengangkat bangsa dan tanah air tercinta di kancah dunia.
“Di sinilah diharapkan peran pemuda dapat bersaing dalam bentuk apapun, tentunya dalam hal positif. Pemuda adalah masa depan bangsa dan negara. Pemuda harapan bagi dunia harus menghargai keluhuran dan kearifan pemuda sebelumnya. Kalo pemuda jaman dulu bisa keluar dari jebakan prmordialisme maka tugas pemuda saat ini adalah harus sanggup membuka keluar batas-batas tembok kekinian dunia, demi menyongsong masa depan dunia yang lebih baik,” pungkas dia. (adr)
(wd)