SUKOHARJO, solotrust.com- Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Mabes Polri melakukan penelitian di Polres Sukoharjo, Rabu (13/11/2019). Penelitian difokuskan pada dampak positif dan negatif pelaksanaan pilkada langsung khususnya di Kabupaten Sukoharjo.
Penelitian dipimpin oleh Kombes Guntur sebagai Ses Puslitbang Polri dengan menyertakan tim yang terdiri dari anggota Puslitbang dan LIPI (Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia).
Kombes Guntur menjelaskan, bahwa Puslitbang adalah satuan dari kepolisian yang bertugas dalam melakukan penelitian, baik itu penelitian peralatan Polisi yang akan digunakan maupun penelitian tentang kebijakan pengamanan.
“Kita adalah satuan fungsi di polri yang ditugaskan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan peralatan polri maupun metode pengamanan,” katanya.
Labih lanjut, hasil penelitianya ini nantinya akan kita jadikan bahan pertimbangan dan pemetaan metode pengamanan pada saat dilakukan pemilihan langsung.
“Setiap wilayah memiliki situasi kambtimas yang berbeda beda, untuk itu kita melakukan penelitian terkait dengan pengamanan kamtibmas saat pemilihan langsung. Hasilnya nanti akan kita rapatkan dengan petinggi polri guna menentukan dan memetakan pengamanan,” ujarnya.
Metode penelitian kali ini adalah dengan mengundang beberapa instansi seperti perwakilan dari Bawaslu, KPU, DPRD, Tokoh Agama dan Masyarakat, Panitia Pemungutan Suara Kabupaten, KNPI dan pejabat utama Polres Sukoharjo. Mereka diberikan materi quisioner yang berisi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan dampak positif dan negatif pilkada.
Saat dilakukan penyampaian pandangan terkait pilkada langsung, Timbul perwakilan partai dari PDIP mengatakan bahwa dampak positif dari Pilkada langsung adalah perekonomian masyarakat akan meningkat, namun untuk sisi negatifnya adalah besarnya anggaran untuk pilkada langsung. Di samping itu besar sekali, kemungkinan gesekan di masyarakat karena berbeda pilihan.
“Jadi kalau pendapat saya pilkada lebih baik diserahkan oleh DPRD, dengan begitu bisa menekan anggaran negara untuk pilihan langsung dan meminimalisir gesekan di masyarakat karena pilkada,” ucap timbul.
Sedangkan pandangan dari tokoh pemuda perwakilan KNPI Edy budiono, mengatakan bahwa pilkada itu bagaikan pisau bermata dua, artinya ada sisi baiknya dan buruknya. Untuk dampak baiknya pembagunan akan berjalan dengan semestinya utamanya di basis pendukungnya, namun akan tersendat di wilayah yang bukan basis pendukungnya.
“Biasanya realita di lapangan itu seperti itu, namun saya tetap optimis demokrasi kita akan berjalan terus dengan lebih baik,” katanya. (nas)
(wd)