Ekonomi & Bisnis

Legitnya Usaha Kuliner, Millenial Business School Jaring UKM untuk Pelatihan Gratis

Ekonomi & Bisnis

15 November 2019 03:02 WIB

Talkshow Bisnis F&B 2019.

SOLO, solotrust.com - Millenial Business School membuka kuota pelatihan gratis bagi pelaku usaha kuliner di Solo Raya yang memenuhi persyaratan. Beruntungnya, 20 UMKM kuliner yang terpilih nantinya akan dimentori secara langsung oleh Gibran Rakabuming Raka, putra pertama Presiden Joko Widodo yang telah sukses di bidang usaha Food and Beverage (F&B). Hal itu diungkapkan oleh Aris Nugroho, CEO & Founder Plaza Group pada acara Talkshow Bisnis F&B 2019 di The Sunan Hotel Solo, Selasa (12/11/2019).

"Dari Millenial Business School akan membuat 20 kuota bagi UKM untuk belajar secara gratis. Nanti, 20 pelaku UKM yang lolos kriteria akan langsung dilatih oleh Mas Gibran. Tujuannya agar UKM dapat naik kelas, dari segi manajemen dan pengelolaan SDM lebih profesional lagi. Kita memunculkan Millenial Business School untuk memunculkan pemimpin dalam dunia bisnis," ujarnya yang disambut antusias oleh puluhan peserta bincang-bincang tersebut.



Dalam kesempatan tersebut, selain menjaring puluhan UMKM kuliner yang potensial untuk diberikan bimbingan usaha lebih lanjut, Aris juga membagikan pengalamannya dalam menggeluti bisnis kuliner. Di hadapan peserta yang didominasi anak muda, ia secara jujur mengungkapkan bahwa dirinya tidak memiliki latar belakang usaha kuliner sama sekali sebab selama ini menggeluti industri percetakan. Ia merasakan, dalam dua tahun terakhir ini dunia bisnis mengalami penurunan dan sangat terasa di usaha percetakannya. Namun ia melihat peluang di bisnis F&B yang justru semakin naik. Ia pun penasaran dan mencari tahu mengapa usaha itu terasa legit.

Berdasarkan lembaga riset dari Perancis, ternyata Indonesia menjadi nomor 1 pengkonsumsi terbesar jajanan di dunia bahkan menguasai hingga 60 persen. Ia pun memutuskan untuk terjun di bisnis F&B. Menyadari latar belakangnya bukan dari usaha kuliner, proyek kuliner awal pun memakai tangan orang lain alias bekerjasama dengan pihak lain. ia menekankan bahwa inti bisnis tetap terletak pada pemiliknya yang akan diterjemahkan oleh tim. Untuk itu, diperlukan manajemen dan tim yang hebat yang akan menjadikan auto pilot. Aris mengaku terinspirasi langkah Gibran dari Markobar, produk martabak manis dengan topping yang banyak.

Saat ini, banyak investor lokal yang mencari talenta muda, untuk berkembang lebih besar dengan melakukan perombakan manajemen. Aris menyarankan pelaku usaha untuk banyak ikut komunitas atau klub sehingga memperluas jejaring. Apalagi bagi yang ingin masuk bisnis kuliner tapi bukan dari bidang yang dikuasai, harus bekerjasama dengan orang yang ahli di bidang tersebut. Kemudian soal kerjasama atau kemitraan yang penting adalah kesiapan tim manajemen untuk mengelola saat membuka kemitraan atau kewaralabaan. Karena UMKM biasanya lemah dalam sistem manajemen. Sebab dalam kemitraan, kesiapan tim manajemen lebih penting daripada brand yang akan dijual.

"Sekarang banyak sekali bermunculan bisnis baru dan membuka frenchise. Belajar dari pengalaman 5 tahun lalu juga gila-gilaan, banyak frenchise yang gagal. Mungkin kegagalan bukan dari produk tapi manajemen perusahaan. Harus memilih perusahaan untuk bermitra yang benar-benar ada perusahaannya bukan sekedar nama," tandasnya.

Terkait pengelolaan SDM, ia menjelaskan bahwa dirinya lebih memilih anggota tim untuk usaha kulinernya di bawah usia 30 tahun. Meski demikian ada tantangan tersendiri dengan anggota tim di usia muda yaitu harus mengatasi gairah masa muda karena bila tidak diarahkan akan kacau balau. Maka dari itu, ia membawa manajemen perusahaan percetakan ke dunia F&B saat awal memulai usaha kuliner. Untuk bekerja dengan generasi milenial, kantor Plaza Kuliner pun disesuaikan dengan budaya milenial, sehingga meski bekerja tetap terasa suasana menyenangkan. Selain itu, keuntungan lain adalah karyawan usia milenial gajinya lebih murah.

Dalam mendukung usaha kulinernya, pihaknya juga memanfaatkan kemajuan teknologi utamanya yang sedang marak saat ini yaitu financial technology (fintech). Adanya dompet digital seperti Link Aja dinilai membawa keuntungan tidak hanya bagi konsumen tapi juga pelaku usaha. Transaksi keuangan bisa dicatat dengan baik melalui aplikasi atau ponsel, transaksi tercatat secara detail dan bisa digunakan sebagai tracker penjualan, bisa dipakai untuk melihat siapa yang paling rajin beli di toko. Pada perkembangannya, pelaku usaha bisa membuat program kampanye pemasaran yang sesuai dari data transaksi tersebut. (rum)

(wd)