Hard News

Dioptimalkan, Peran Linmas Mitigasi Bencana Daerah Rawan

Jateng & DIY

16 November 2019 10:53 WIB

Dosen FISIP Unisri Joko Pramono saat memberikan sosialisasi kepada Linmas di Kota Solo, Rabu (13/11/2019). (dok. Istimewa)

SOLO, solotrust.com– Memasuki musim penghujan, berbagai kelengkapan penanggulangan bencana harus dilakukan, salah satunya optimalisasi tugas satuan perlindungan masyarakat (Linmas), khususnya di daerah rawan bencana sebagai unsur terdekat di masyarakat.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta Joko Pramono menuturkan dalam Permendagri Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat, disebutkan tugas satuan Linmas adalah membantu penanggulangan bencana, selain membantu keamanan, ketenteraman, dan ketertiban masyarakat.



"Linmas memiliki tugas membantu dalam penanggulangan bencana meliputi pengurangan risiko/mitigasi, evakuasi, dan rehabilitasi," kata Joko kepada solotrust.com, Sabtu (16/11/2019)

Linmas terbagi dalam regu kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini, regu penyelamatan, dan evakuasi, serta regu dapur umum. Namun selama ini, Linmas hanya dipersepsikan sebagai personel yang dibutuhkan pada saat orang punya hajat maupun kantor kelurahan/desa atau pemerintah punya kerja, misalnya Pilkades, Pilbup, atau Pemilu.

Di samping itu, tugas penanggulangan bencana di daerah biasanya melekat pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), SAR (search and rescue), Palang Merah Indonesia (PMI), masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.

Joko menjelaskan, peran Linmas dalam mitigasi bencana adalah mulai dari pra yang bersifat preventif atau pencegahan, kemudian tanggap darurat atau penanganan, sampai pascabencana dalam pengondisian.

“Dalam perannya yang bersifat preventif, Linmas melakukan pendeteksian dini titik-titik rawan bencana. Deteksi titik rawan dilaksanakan melalui patroli keliling. Apabila terjadi potensi bencana segera diinformasi pada masyarakat,” bebernya.

Kemudian, saat potensi bencana terjadi Linmas membunyikan tanda peringatan. Lalu untuk penyelamatan jiwa manusia sebagai prioritas disesuaikan dengan kemampuan peralatan dan sumber daya manusia. Sedang pada fase pascabencana Linmas ikut melakukan rehabilitasi dan rekontruksi yang dikoordinasi dalam kewilayahan guna mempertahankan situasi yang telah terkondisikan.

"Linmas sebagai unsur terdekat dari masyarakat dalam melaksanakan fungsi mitigasi kebencanaan perlu mendapat dukungan dari stakeholder yang terlibat dalam penangganan bencana," kata pria yang tengah menempuh studi doktoral di Universitas Diponegoro Semarang itu.

Joko kini mengembangkan Model Pengelolaan Satuan Perlindungan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal dalam Upaya Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana” dalam skema riset terapan. Riset didanai Kemenristekdikti dilakukan di tiga daerah, yakni Medan, Bandung, dan Solo.

"Kami ingin mengintegrasikan fungsi Linmas, BPBD, SAR, PMI, perguruan tinggi, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya sehingga dapat melaksanakan fungsi mitigasi kebencanaan dengan optimal. Mulai dari deteksi dini, penanganan bencana, dan pascabencana sehingga dapat mengurangi dampak bencana alam," pungkas ketua Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Unisri itu. (adr)

(redaksi)