Entertainment

Puan Maharani Tampil di Nagabonar Reborn

Musik & Film

25 November 2019 15:05 WIB

Jumpa pers film Nagabonar Reborn di Solo Grand Mall

SOLO, solotrust.com - Film Nagabonar Reborn yang menyajikan komedi romantis berbalut suasana perjuangan berlatar belakang Sumatra Barat menghadirkan penampilan spesial Puan Maharani.

Kehadiran tokoh politik sekaligus cucu Proklamator Indonesia Soekarno ini menimbulkan pertanyaan. Apakah menjadi strategi mendongkrak popularitas film dengan menggaet para pendukung Puan yang adalah tokoh politik dari partai tertentu? Namun, hal itu disangkal oleh produser maupun sutradara film Nagabonar Reborn. 



Sutradara Dedi Setiadi mengatakan, proses casting mengharuskan dua syarat, yakni postur dan kemampuan sehingga tidak mempedulikan latar belakang pejabat atau partai. Kehadiran Puan dalam film ini dilihat dari konteks cerita di mana sejak zaman penjajahan selalu ada koordinasi dari pusat dan pemerintah. Terdapat adegan orang dari pusat menyampaikan hal penting ke daerah, di mana Belanda sudah kalah dari Jepang dan Belanda menumpang Sekutu serta ingin mengadu domba Indonesia. 

"Begitu lihat Puan dengan kostumnya, ternyata beliau tidak menonjolkan orang penting, dia datang sebagai level pemain. Hal yang penting adalah keberadaannya masuk akal, bukan ditempel atau kampanye. Film ditayangkan sesudah dia diangkat jadi anggota DPR. Kan tidak ada hubungannya dengan kampanye. Puan belajar dan berproses seperti pemain lain dan lebih semangat dari saya. Saya murni sebagai seniman dan mendapat sosok Puan yang bekerja keras di film ini dan saya apresiasi," terang Dedi Setiadi dalam jumpa pers di Solo Grand Mall, Sabtu (23/11/2019).

Sementara itu, Produser Gusti Randa menegaskan kehadiran Puan dalam film Nagabonar Reborn tak ada unsur politiknya. Terdapat adegan dalam film saat itu, di mana utusan pusat mengirimkan surat Soekarno-Hatta ke daerah. 

"Puan sebagai cucu Bung Karno, ini yang akan kita tampilkan. Hal yang penting adalah kita bukan sekedar mengcameokan seseorang untuk tujuan tertentu, tapi ada konteksnya, apalagi kakek Puan yang memproklamasikan kemerdekaan," ujarnya.

 Selain itu, Dedi Setiadi menekankan Gempita Tjipta Perkasa ingin membuat film yang laku dan bermutu melalui Nagabonar Reborn untuk zaman sekarang. Caranya, mengangkat film yang pernah meledak di pasaran, yakni Nagabonar sehingga ini bukan lanjutan film-film Nagabonar sebelumnya yang diperankan Deddy Mizwar.

"Saat ketemu ahli waris Asrul Sani memang mengizinkan karakter Nagabonar harus ditafsirkan kembali dalam film. Kita ketahui hari ini film Indonesia pasar penonton generasi muda usianya 13-17 tahun. Maka dibuat Nagabonar yang lebih banyak sentuhan milenial sehingga ada komedi dan romantis. Jangan sampai ada yg berpikir ini film perjuangan. Ada pesan-pesan edukasi dalam filmnya," jelasnya.

Dengan memproduksi Nagabonar Reborn, Gempita Tjipta Perkasa, bukan hanya mencari keuntungan, tapi ingin memperlihatkan film Indonesia yang berkarakter. Ini sebabnya pihaknya menghadirkan film Nagabonar Reborn. Terlebih Gading Marten dinilai piawai menghadirkan karakter Nagabonar yang lucu. Sementara Citra Kirana yang memerankan tokoh wanita utama bernama Kirana dinilai patut mengenakan pakaian zaman Belanda atau zaman dulu.

"Meski mungkin masyarakat masih terngiang Nagabonar ala Deddy Mizwar, namun Gading Marten bisa membawakan karakter sesuai jaman sekarang," ujar Dedi Setiadi.

Nagabonar Reborn mengisahkan tokoh bernama Nagabonar (Gading Marten) yang awalnya merantau ke Kota Medan agar bisa hidup lebih baik bersama emak (Rita Matumona). Ia bertemu para sahabat masa kecilnya, Lukman (Rifky Alhabsyi) dan Mariam (Roby Tremonti) serta bertemu Kirana (Citra Kirana), putri seorang dokter antek Belanda (Gusti Randa) sekaligus kekasih Kapten Bastian (Delano Daniel) yang diutus pemerintah Kolonial Belanda mengawasi Medan. Naga yang pengangguran ingin meminang Kirana, namun di sisi lain ia harus mempersiapkan diri berjuang demi kemerdekaan Indonesia dari Belanda bersama teman-temannya.

(redaksi)