Solotrust.com- sebuah data menyebutkan bahwa setiap 40 detik terjadi satu kasus bunuh diri di dunia ini.
Psikiater Rumah Sakit Jiwa Ghrasia dr Wikan Adiningrum menyebutkan, data global WHO 2016 mengungkap setiap tahun hampir 800.000 orang meninggal karena bunuh diri.
"Artinya Ada satu kematian bunuh diri per 40 detik di dunia ini. 79 persen kejadian bunuh diri global ada di negara dengan berpendapatan rendah dan menengah," kata dr Wikan Adiningrum dalam sosialisasi kesehatan jiwa how tom identify and prevent self-injuries kerja sama UII dengan RSJ Ghrasia belum lama ini, seperti dilansir dari teras.id.
Menurut Wikan, bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor 2 untuk usia 15-29 tahun.
"Di dunia, metode bunuh diri yang biasa digunakan adalah dengan pestisida, gantung diri dan senjata,” jelas Wikan.
Trend menyakiti diri sendiri (self injury) cenderung meningkat dibandingkan tahun lalu. Dalam situasi krisis, individu yang terbiasa menyakiti diri akan melakukan percobaan bunuh diri.
Perilaku menyakiti diri sendiri diwujudkan mulai dari menjambak-jambak rambut, membenturkan kepala di dinding dan yang paling banyak menyilet tubuh atau tangan hingga mendekati urat nadi.
Sedang data bunuh diri di Indonesia tahun 2010 adalah 1,8 per- 100 ribu jiwa atau sekitar 5.000 orang pertahun. Telah menjadi 4,3 per 100 ribu jiwa atau sekitar 10.000 pertahun pada 2012.
Wikan menambahkan, seorang yang bunuh diri paling tidak melakukan 20 kali percobaan. Dalam hal ini, tahapan bunuh diri dilakukan karena ada niat yang merupakan harapan subjektif dan keinginan menyakiti diri yang berakhir dengan kematian.
“Itulah sebabnya, saat depresi sangat diperlukan teman yang bisa diajak bicara. Namun, hendaknya jangan menghakimi, ketika teman yang depresi mengeluh," katanya.
(wd)