SOLO, solotrust.com - Lima dalang berkemajuan SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta berkunjung ke sang maestro Ki Manteb Soedharsono di Karangpandan, Karanganyar, Selasa (04/02/2020). Hal itu dilakukan guna menguatkan karakter generasi dalang bocah, seperti halnya disampaikan Ki Manteb tentang penanaman nilai kejujuran bagi seorang dalang .
"Sebagai orang yang dituakan, dimintai petunjuk sebisa mungkin saya jawab. Panggil saya Mbah Manteb. Menjadi seniman pedalangan, tapi kali pertama saya berbangga karena terutama SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta anak didiknya suka wayang, itulah orang Indonesia," kata Ki Manteb Soedharsono.
Pihaknya meminta agar masyarakat dapat berbudaya, melengkapi jati diri bangsa Indonesia. Hal itu penting sebab budaya merupakan bentuk angan-angan pikiran yang bisa menimbulkan kebaikan, ketentraman, persatuan, dan kesatuan bangsa.
"Kalau ingin belajar menjadi dalang harus jujur. Jujur terhadap diri sendiri, orang tua maupun gurunya. Jadi dalang harus mengenyam pendidikan TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Apabila tidak berpendidikan kurang lengkap, penguasaan teknik bisa gladi di rumah,”ujar Ki Manteb di sela wejangan dalang cilik.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Jatmiko, menyatakan pagelaran wayang kulit merupakan tontonan penuh tuntunan yang bisa mengantarkan masyarakat kepada tatanan berkeadaban.
“Kami berharap dengan sekolah dinobatkan sebagai sekolah budaya, karakter semakin kokoh dan seni budaya terus tumbuh dan berkembang. Tentu saja lewat kegiatan ekstrakurikuler dan pihak-pihak yang akan memfasilitasi anak-anak kami tampil di luar sekolah,” ungkapnya, saat mengantar silaturahmi bertajuk Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia, NKRI Harga Mati.
Salah satu dalang cilik, Gibran, menyatakan kecepatan jari Ki Manteb membuatnya terpukau. (din).
(redaksi)