Solotrust.com - Big Hit Entertainment telah mengunggah briefing tahunan perusahaan dengan judul "1H 2020 Big Hit Corporate Briefing with the Community" pada 5 Februari 2020 di channel YouTubenya.
Briefing itu dihelat secara privat di Dongdaemun Design Plaza, Seoul. Semula acara itu akan dihadiri fans, media massa dan perusahaan-perusahaan yang menjadi partner Big Hit, namun terpaksa harus menjadi acara privat karena wabah virus corona.
Dalam video yang diunggah, terlihat Big Hit Entertainment membagikan pencapaiannya sepanjang tahun lalu begitu juga rencananya ke depan, yang salah satunya adalah merilis konten “Learn Korean with BTS" atau "Belajar Bahasa Korea Bersama BTS" yang akan dirilis Maret 2020.
Berdasarkan keterangan Big Hit, "Learn Korean with BTS" adalah sebuah konten pendidikan Bahasa Korea yang menggunakan cuplikan video-video terkait BTS seperti Run BTS!
"Saya akan berusaha membantu tiga pilar utama industri musik yakni penggemar, artis, dan perusahaan untuk tumbuh bersama secara adil dan sehat," kata founder Big Hit, Bang Si Hyuk dalam briefing itu.
Pada tahun ini, Big Hit juga mengungkapkan akan merilis sejumlah konten lain seperti serial drama dan lanjutan buku HYYH.
Terkait Bahasa Korea, BTS pernah mendapat penghargaan dari grup yang fokus pada perlindungan Bahasa Korea di Korea Selatan yakni “Nation’s People Preserving the Korean Language” pada 2018. BTS terpilih sebagai “Top Promoter of the Korean Language” atau promotor tertinggi Bahasa Korea.
Hal itu diumumkan menjelang Hari Hangeul yang jatuh pada 9 Oktober, hari dimana masyarakat Korea merayakan penemuan alfabet itu.
Penghargaan ini merefleksikan bagaimana BTS telah menyebarkan pengetahuan tentang bahasa dan budaya Korea Selatan kepada dunia.
“BTS terpilih sebagai yang pertama karena kontribusi mereka yang luas untuk meningkatkan perhatian internasional terhadap bahasa dan budaya Korea,” kata grup tersebut.
Untuk informasi, Korea memakai abjadnya sendiri dalam berbahasa, yakni Hangeul. Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong pada tahun 1446 di masa dinasti Joseon. Raja Sejong menamakan huruf tersebut "Hunminjeongeum" yang berarti bunyi yang tepat untuk diajarkan kepada rakyat.
Hangeul adalah kebanggan rakyat Korea dan juga sudah masuk sebagai Memory of the World Heritage oleh UNESCO pada tahun 1997. Tiap tanggal 9 Oktober rakyat Korea Selatan pun memperingatinya sebagai Hari Hangeul.
Meskipun Hangeul ini terlihat seperti tulisan ideografik atau tulisan dalam bentuk ‘simbol’ seperti aksara Tionghoa, namun Hangeul adalah abjad fonetik atau alfabet karena tiap hurufnya merupakan lambang vokal dan konsonan yang berbeda-beda.
Alfabet Hangeul terdiri dari 24 huruf yang terdiri dari 14 huruf konsonan dasar dan 10 huruf vokal dasar yang kemudian dikembangkan lagi menjadi konsonan rangkap dan vokal rangkap.
Sekedar informasi, Suku Cia-Cia di Sulawesi Tenggara, Indonesia bahkan menerima Hangeul untuk menjadi sistem tulisan dari Bahasa Cia-Cia pada tahun 2009 lalu. Awal mula dari hal ini adalah penutur bahasa daerah minoritas di sana tidak memiliki sistem penulisan yang bisa mengabadikan pelafalan bahasa mereka sendiri. Wali Kota Baubau kemudian berupaya mencari aksara yang cocok dengan Bahasa Cia-Cia. Akhirnya, pemerintah Kota Baubau bekerjasama dengan Hunminjeongeum Research Institute dari Korea Selatan untuk membuat naskah bahasa Cia-Cia dengan alfabet Hangeul sehingga bahasa tersebut lestari hingga kini. (Lin)
(wd)