Hard News

Berbagai Kegiatan Non Fisik TMMD Reguler Pekalongan Dialihkan Ke Edukasi Penanggulangan Corona

TNI / Polri

4 April 2020 01:27 WIB


PEKALONGAN, solotrust.com– Dengan kondisi merebaknya virus corona/covid 19 mulai awal Maret 2020 lalu, membuat upacara pembukaan TMMD Reguler di 50 kabupaten/kota di seluruh tanah air dibatalkan dilakukan secara meriah, termasuk kegiatan-kegiatan bakti sosialnya.



Termasuk di lokasi TMMD Reguler 107 Kodim 0710 Pekalongan, di Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, upacara hanya digelar dengan doa sederhana di Aula Balai Desa dan penyebaran batu split di lapangan desa setempat yang dipimpin Bupati, H. Asip Kholbihi (16/3).

Dijelaskan Dandim 0710 Pekalongan/Dansatgas TMMD Reguler 107 Pekalongan, Letkol Infantri Arfan Johan Wihananto, saat diwawancarai media di Makodim Pekalongan, Jalan Sriwijaya No. 1, Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, bahwa pengalihan berbagai kegiatan non fisik TMMD Reguler yang berupa penyuluhan-penyuluhan, sosialisasi-sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat setempat dan di sekitar Pantirejo, untuk mendukung kewaspadaan Pemerintah terkait penyebaran pandemi virus tersebut.

“Terkait merebaknya virus corona, jadi fokus utama kegiatan non fisik TMMD Reguler adalah mensosialisasikan apa yang menjadi program Pemerintah dalam mitigasi covid-19. Jadi sebagian besar penyuluhan, sosialisasi dan pelatihan, kita alihkan menjadi edukasi tentang virus corona dan cara penanggulangannya secara dini,” ucapnya, Rabu (1/4/2020).

Diuraikannya, kegiatan yang telah dilakukan yakni himbauan-himbauan secara lisan dan melalui selebaran-selebaran yang ditempel di tempat publik serta rumah-rumah penduduk Pantirejo, penyemprotan-penyemprotan cairan disinfektan di tempat-tempat berkumpul masyarakat dan juga rumah-rumah penduduk, serta mensosialisasikan berpola hidup yang bersih dan sehat.

Ditambahkannya, untuk kegiatan pelatihan pertanian, menjahit dan peternakan yang sebelumnya direncanakan, juga dialihkan menjadi pelatihan pengolahan limbah plastik “Limbah Nyekolah” dan “Plastik Asyik”. Itu bermakna, mengolah sampah plastik dari yang dulunya hanya sampah menjadi kerajinan rumah tangga yang mempunyai nilai ekonomis, dan saat mengolahnya secara senang atau asyik.

“Ini merupakan program kita untuk mengedukasi masyarakat khususnya anak-anak sekolah dan Ibu-ibu, sehingga mereka bisa mengolah barang-barang buangan plastik, khususnya botol-botol plastik, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga Pantirejo dan sekitarnya,” tandas Arfan.

Ia berharap, upaya tersebut dapat menggantikan program non fisik yang dibatalkan karena himbauan Pemerintah untuk membatasi berkumpulnya massa dalam jumlah besar, serta agar masyarakat lebih peduli akan kebersihan dan keindahan lingkungannya dari sampah plastik.

“Semoga masyarakat dapat lebih memiliki inovasi-inovasi sendiri dalam mengolah sampah plastik untuk peningkatan ekonomi keluarga,” pungkasnya.

(wd)