Ekonomi & Bisnis

Dampak Corona, 1.200 Hotel Tutup

Ekonomi & Bisnis

5 April 2020 23:55 WIB

Ilustrasi.

JAKARTA, solotrust.com- Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Seluruh Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mencatat, sebanyak 1.200 hotel saat ini tutup lantaran terhantam efek penyebaran virus Corona (Covid-19).

Jumlah tersebut diperkirakan masih dapat bertambah seumpama pandemi corona berlangsung berkepanjangan. "Dampaknya ini dirasakan oleh hotel di semua daerah karena memang enggak ada tamu. Ada pun hanya sedikit," ujar Maulana saat dihubungi Tempo, Sabtu, 4 April 2020.



Maulana menyebutkan, pengusaha hotel telah kehilangan pasarnya saat virus Corona mulai masuk ke Indonesia. Kondisi itu rata dirasakan secara menyeluruh di semua daerah. Musababnya, kata dia, konsumen terbesar bagi hotel adalah tamu domestik yang sebagian besar menginap untuk kepentingan bisnis.

Jumlah keseluruhan tamu domestik ini pun mencapai hingga 300 juta kunjungan. Dengan adanya virus corona, perjalanan-perjalanan dinas pun ditangguhkan sehingga otomatis situasi ini berpengaruh terhadap okupansi hotel.

Menurut Maulana, tutupnya sejumlah hotel disebabkan oleh ketidakmampuan operator menanggung biaya operasional tanpa ada pemasukan dari cashflow atau arus kas. Tidak dimungkiri, kondisi ini menyebabkan sejumlah hotel merumahkan karyawannya.

"Ada yang melakukan PHK (pemutusan hubungan karyawan), namun tidak banyak. Kebanyakan melakukan unchecklist. Karena kalau PHK mereka butuh biaya lagi (untuk membayar uang PHK)," ucap Maulana.

Sementara itu, untuk hotel-hotel yang masih beroperasi, Maulana memperkirakan pengelola hanya akan mampu menjaga daya tahan bisnisnya selama tiga bulan.

"Ketahannnya paling hanya bisa sampai Juni kalau seperti gini terus," ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengatakan saat ini sejumlah hotel di Pulau Dewata tengah mencari model penyelamatan bisnis di tengah pandemi virus corona. Beberapa hotel, kata dia, menawarkan masa menginap lebih panjang hingga 30 hari dengan harga sewa yang lebih murah.

"Kami bisa memahami bahwa ini situasi yang sulit. Saat ini, tidak ada turis sama sekali. Tapi mereka butuh biaya perawatan dan operasional yang tetap harus berjalan. Jadi, mereka menawarkan promo itu logis karena kamar kosong," katanya ketika dihubungi.

Sebagai upaya efisiensi dari sisi operasional, Putu menyebut beberapa hotel memang telah merumahkan karyawannya untuk sementara waktu. Namun, selama dirumahkan, karyawan-karyawan tersebut tetap diberikan gaji.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali Ida Bagus Ngurah Ardha mengatakan, saat ini, pemerintah setempat tengah melakukan pendataan karyawan atau pekerja, baik di sektor formal maupun informal, yang terdampak kebijakan efisiensi bisnis. Di samping mendata karyawan-karyawan yang dirumahkan sementara, pemerintah juga mendata jumlah pekerja yang terkena PHK.

Saat ini, kata dia, untuk seluruh sektor pekerjaan di Bali, ada sebanyak 106 orang di-PHK. "Sedangkan yang dirumahkan jumlahnya mencapai 5.913 orang," kata dia. #teras.id

(wd)