PEKALONGAN, solotrust.com- Pembangunan infrastruktur umum masyarakat Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, di hari ke-20 pelaksanaan TMMD Reguler 107 Kodim 0710 Pekalongan, sangat membanggakan yakni progres 75 persen.
Peningkatan jalan volume panjang 2.550 meter, lebar 3 meter dengan pengaspalan jalan yang membentang mulai dari perbatasan desa tetangga, yaitu Desa Sidosari Kecamatan Kesesi ke arah Desa Bulaksari Kecamatan Sragi, merupakan sabuk merah (jalan, jika dibaca di peta) yang benar-benar merupakan akses utama warga khususnya 2 desa (Pantirejo dan Kwigaran) untuk menjangkau fasilitas kesehatan, pendidikan, pusat pemerintahan kecamatan, serta untuk menjual hasil bumi ke pasar.
Warga di kedua desa tersebut benar-benar membutuhkan akses tersebut layak dan mulus untuk menjangkau wilayah kedua kecamatan, yakni wilayah Kesesi dan Kecamatan Sragi, untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas itu.
Walaupun masih menyisakan 25 % lagi di waktu pelaksanaan pembangunan yang hanya tinggal 10 hari lagi, namun jalan yang dibangun melalui semangat Satgas TMMD Reguler dan masyarakat Pantirejo, sudah benar-benar disebut jalan dan mulai digunakan banyak profesi di kedua desa.
Dinyatakan Sertu Sutrisno, Babinsa Desa Pantirejo, Koramil 05 Kesesi, bahwa selain talud sepanjang 800 meter tinggi 1 meter, pembangunan jalan itu merupakan sasaran terberat di Pantirejo. Namun dengan perjuangan melalui gotong royong dan tumbuhnya kepedulian masyarakat dalam membangun desanya dan membantu tugas Satgas TMMD, kini keringat masyarakat mulai terbayar.
“Progres jalan karena semangat dan keterlibatan masyarakat Pantirejo terjaga hingga hari ke-20 pelaksanaan TMMD Reguler. Minimal sehari 50 orang, mereka hadir, dan tak terkecuali di hari ini mereka hadir sebanyak 63 orang,” ucapnya mengapresiasi, Sabtu (4/4/2020).
Dengan tumbuhnya gotong royong dan kepedulian sosial masyarakat yang menjadi sisi lain dari tujuan pembangunan infrastruktur, kendala berupa hujan yang sering turun di lokasi pekerjaan tidak menjadikan halangan berarti.
“Hujan memang musuh utama pembangunan fisik Desa Pantirejo, namun semangat dari Satgas yang rela kerja lebih awal dan menunda waktu istirahat sore, itulah juga yang memacu semangat masyarakat,” tandasnya.
Untuk itulah Sutrisno yakin, asalkan anggota Satgas dan warga tidak mengendorkan semangat di 10 hari tersisa TMMD, maka beberapa hari lagi jalan itu akan sempurna. Tentunya tanpa mengesampingkan tenaga ahli pengaspalan jalan yang dilibatkan untuk menjaga kualitas karya TNI gabungan.
(wd)