Hard News

Pascabanjir Bandang Luwu Utara, 3000 Lebih Keluarga Terpaksa Mengungsi

Hard News

18 Juli 2020 14:31 WIB

Banjir Bandang di Luwu Utara (Foto: BNPB/Ardiyan Rizki Ananda)

JAKARTA, solotrust.com - Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalop BNPB) mencatat per hari ini, Jumat (17/07/2020), pukul 17.30 WITA, lebih dari 3000 keluarga mengungsi pascabanjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Mereka berada di tiga kecamatan, yakni Sabbang, Baebunta, dan Masamba.




Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, mengungkap jumlah penyintas tercatat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara mencapai 3627 kepala keluarga (KK) atau 14.483 jiwa.


“Jumlah ini belum termasuk mereka yang mengungsi di wilayah Kecamatan Baebunta Selatan, Malangke, dan Malangke Barat. BPBD setempat masih melakukan pendataan di lapangan,” jelasnya, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.

Penanganan darurat terhadap para warga yang mengungsi dilakukan pemerintah daerah dibantu mitra terkait lainnya, seperti Palang Merah Indonesia. Sebagian mereka berada di enam pos komando taktis di Radda, Masamba, Bone, Bone Tua, dan Kantor Bupati Luwu Utara.

BPBD setempat, menurut Raditya Jati telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak untuk warga terdampak berupa air bersih, obat-obatan, pakaian dalam wanita, popok balita dan lansia, selimut, sarung, peralatan pembersih rumah, family kits dan masker.

“Data korban per hari ini, Basarnas mencatat 36 orang meninggal dunia dan 16 lainnya dalam pencarian. Upaya pencarian dan evakuasi korban yang masih hilang, Tim SAR Gabungan di bawah komando Basarnas menerjunkan 539 personel, sedangkan total potensi berjumlah 1001 personel,” papar dia.



(redaksi)