Hard News

Tambang Emas Ilegal Longsor, 3 Penambang Meninggal 5 Hilang

Sosial dan Politik

25 Februari 2021 15:31 WIB

Longsor melanda lokasi penambangan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka (Foto: BPBD/bnpb.go.id)

PARIGI MOUTONG, solotrust.com - Tanah longsor terjadi di lokasi tambang ilegal di Desa Burangga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng). Peristiwa itu terjadi pada Rabu (24/02/2021), pukul 18.30 waktu setempat. Lokasi penambangan ini dikelola warga di Dusun 5.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, longsor melanda lokasi penambangan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka pekerja tambang.



Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong per Kamis (25/02/2021), pukul 09.00 WIB, tiga warga dilaporkan meninggal dunia, lima lainnya masih dalam pencarian. Sementara penambang selamat dari insiden ini berjumlah 15 orang. BPBD setempat masih melakukan pendataan terkait dampak tanah longsor. 

"BPBD Kabupaten Parigi Moutong telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Sulteng, Basarnas, TNI, Polri, Dinas Sosial Provinsi Sulteng, PMI Kabupaten Parigi Moutong, dan aparat desa setempat untuk melakukan evakuasi dan pendataan. Alat berat dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi," ungkapnya, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.

Longor dipicu salah satunya intensitas hujan tinggi dan struktur tanah labil di lokasi penambangan. Hujan teridentifikasi terjadi sejak pukul 17.00 waktu setempat. Sekira 30 menit kemudian, longsor mulai terjadi karena air dari talang mengalir menuju lubang galian. Pada saat itu, sebagian penambang telah menyelamatkan diri, namun sebagian lain tetap bertahan untuk mendulang pada sisi tumpukan dan sudut galian tanah terjal. 

Raditya Jati menjelaskan, berdasarkan laporan kronologi di lapangan, pengelola mengerahkan empat unit ekskavator dengan sistem rilei material sekira pukul 08.00 pagi. Satu unit ekskavator untuk penggalian dan sisanya memindahkan material ke talang untuk diolah. 

"Sebanyak seratus orang melakukan penambangan ke lubang galian. Pada sore hari, penambang terus berdatangan karena hasil emas di lubang galian cukup banyak, sehingga warga berimpitan untuk mendapatkan material dengan diameter relatif tidak terlalu besar," sebutnya. 

Sekira pukul 18.30 Wita, lanjut Raditya Jati, warga mendulang tertimbun tanah tumpukan material yang berada pada sudut galian terjal dengan ketinggian material mencapai sekira 20 meter. Diperkirakan sekira 30 orang tidak bisa menghindar dan terjatuh saat akan menyelamatkan diri.

Laporan pada Rabu (24/02/2021) malam dari petugas di lapangan, sekira 30 orang tertimbun dan belum dapat dievakuasi. Hal itu disebabkan galian lubang cukup dalam. Di samping itu, air berada di lubang galian cukup besar dan tanah tumpukan material yang berada di lokasi kejadian. 

Warga atau penambang yang berhasil dievakuasi segera diantar menuju Puskesmas Ampibabo. Sementara warga meninggal dunia telah dibawa ke keluarga korban. 

(redaksi)