JAKARTA, solotrust.com- Usai Idul Adha banyak orang yang menyantap hidangan daging kurban, seperti daging sapi dan kambing. Namun, Anda harus mengetahui cara mengolah daging sapi dengan tepat agar tidak menimbulkan risiko pada kesehatan. Ini karena daging sapi yang tidak dimasak dengan benar akan mengundang penyakityang disebabkan bakteri.
Daging sapi umumnya disajikan dalam berbagai masakan, seperti sate, gulai, oseng, rendang, soto, sup, dan lainnya. Daging sapi terdiri dari protein dan jumlah lemak yang bervariasi. Berikut kandungan nutrisi yang terkandung dalam seporsi daging sapi (setara dengan 85 gram atau sepotong steak) terdiri dari 179 kalori; 7,9 gram lemak; 3 gram lemak jenuh; 3 gram lemak jenuh; 73,1 miligram kolesterol; 2,9 mg zat besi; dan 25 gram protein.
Selain itu, daging sapi juga mengandung beberapa vitamin dan mineral, seperti vitamin B12 yang penting untuk pembentukan darah dan sistem saraf, Seng yang baik untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, serta Selenium yang dapat membantu berbagai fungsi tubuh. Niasin atau vitamin B3 yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Vitamin B6 yang penting untuk pembentukan darah dan metabolisme energi dan Fosfor yang berfungsi untuk pemeliharaan tubuh
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam mengolah daging sapi dengan baik agar terjaga kesehatannya sekaligus lezat. Menurut Medical Editor dari SehatQ, dr. Karlina Lestari, berikut beberapa cara yang harus Anda lakukan untuk mengolah daging sapi dengan baik:
- Pilih daging sapi yang segar. Maksud segar di sini, yaitu tidak berbau amis, tidak berlendir, dan tidak berwarna coklat tua.
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun terlebih dahulu sebelum mengolah daging. Ini dapat membantu menghilangkan kuman dari tangan Anda agar tidak menempel pada daging.
- Pisahkan talenan untuk daging dan sayuran agar tidak ada kontaminasi bakteri.
- Cuci daging sapi menggunakan air secara bersih. Ini dilakukan agar bakteri atau parasit yang menempel dalam daging sapi hilang.
- Pastikan memasak daging dengan matang. Jika Anda tidak memasaknya dengan matang atau undercook, ada kemungkinan besar daging tersebut masih mengandung bakteri seperti E.Coli atau parasit seperti toksoplasma.
- Jangan memasak daging sapi terlalu matang atau kehitaman karena sedikit gosong. Hal tersebut dapat menimbulkan karsinogenik atau zat pemicu kanker.
- Jangan menambahkan banyak garam karena dapat memicu tekanan darah tinggi dan gangguan ginjal.
- Jika Anda merupakan penderita asam lambung, jangan menambahkan banyak bumbu pedas seperti cabe pada masakan karena dapat meningkatkan asam lambung Anda.
- Jangan menggunakan santan berlebih untuk mencegah kolesterol naik.
- Sisa daging yang belum dimasak, dapat Anda taruh pada freezer dengan suhu sekitar -15 derajat Celcius
- Jangan taruh daging pada suhu ruangan selama lebih dari 2 jam karena dapat berisiko adanya kontaminasi bakteri.
- Jika Anda merendam daging, taruhlah juga dalam kulkas. Jangan menaruh rendaman daging di suhu ruangan karena akan mudah terkontaminasi bakteri. Kontaminasi bakteri dapat menyebabkan Anda mengalami keracunan makanan dengan gejala, seperti, mual, muntah, diare, demam, kram, dan nyeri perut.
Dokter Karlina menambahkan bahwa daging sapi dapat dikonsumsi sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Banyaknya daging sapi yang aman dikonsumsi, yaitu sekitar 50-100 gram per hari. Dia juga menghimbau untuk menghindari konsumsi jeroan karena dapat menyebabkan kolesterol tinggi hingga memicu penyakit jantung koroner.
Tidak adanya kandungan serat dalam daging sapi, membuat konsumsi makanan ini harus dibarengi dengan asupan serat lainnya. “Walau Idul Adha identik dengan makan daging, namun tetap harus mengonsumsi sayur dan buah per hari untuk mencukupi kebutuhan serat. Selain itu, jangan lupa pula minum air putih 2 liter per hari,” ujarnya.
Sedangkan untuk olahan daging, sop daging sapi menjadi pilihan terbaik dalam mengolah daging sapi secara sehat, karena bukan hanya mengonsumsi daging, Anda juga dapat mengonsumsi sayuran. #teras.id
(wd)