Serba serbi

Microlibrary Warak Kayu, Daya Tarik Wisata Baru Semarang

Wisata & Kuliner

8 Agustus 2020 18:31 WIB

Microlibrary Warak Kayu (Foto: kemenparekraf.go.id)

SEMARANG, solotrust.com - Perpustakaan Micro atau Microlibrary Warak Kayu terpilih menjadi Popular Choice Winner pada kategori arsitektur perpustakaan menurut Architizer A+ Awards 2020. Perpustakaan ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru di Semarang, Jawa Tengah. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio, Jumat (07/08/2020), menyambut baik terpilihnya Microlibrary Warak Kayu sebagai Popular Choice Winner kategori arsitektur perpustakaan.



“Saya berharap dengan memanfaatkan kayu sebagai bahan ramah lingkungan dan teknik konstruksi dapat memberikan motivasi bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia untuk bisa menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif. Sehingga dapat mendorong potensi pariwisata di Semarang agar semakin meningkat dan menciptakan sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan-red),” kata Wishnutama.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam siaran persnya menjelaskan, Architizer A+ Awards merupakan kompetisi yang memusatkan pada arsitektur dan produk arsitektur terbaik di dunia. Diikuti lebih dari seratus negara dan dinilai lebih dari 400 ribu pemilih. Architizer A+ Awards diselenggarakan di New York setiap tahun.

Direktur & Founder SHAU Indonesia, Florina Henzelman, mengatakan Microlibrary Warak Kayu memiliki tujuan utama untuk meningkatkan minat baca masyarakat, terutama anak-anak di lingkungan berpenghasilan rendah.

“Kami melihat minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, kami berupaya untuk meningkatkannya dengan membuat microlibraries yang menjangkau masyarakat dengan strategi merangkul ruang-ruang komunitas. Tidak hanya perpustakaan saja, tetapi ada unsur bermain dan berkumpul bersama,” kata Florina Henzelman.

Nilai tambah perpustakaan ini adalah lokasinya terletak di pusat kota, tepatnya di Taman Kasmaran. Destinasi ini juga memiliki pemandangan indah ke Kampung Pelangi sehingga mampu mencuri perhatian voters dunia. 

Microlibrary merupakan inisiasi SHAU (Suryawinata Haizelman Architecture Urbanism) Indonesia berkolaborasi dengan berbagai komponen, antara lain pemerintah, CSR, foundation, dan komunitas. 

“SHAU Indonesia merancang arsitektur bangunan, sementara PT Kayu Lapis Indonesia memasok kayu-kayu hasil olahan limbah pabrik yang sudah tidak terpakai. Pemerintah Daerah Semarang menyediakan lahan dan izin pembangunan, serta perusahaan swasta yang menanggung biaya pembangunannya. Adapun Harvey Center yang mengelola perpustakaan ini agar dapat digunakan masyarakat tanpa dipungut biaya,” papar Florina Henzelman.

Pihaknya juga menjelaskan, Microlibrary Warak Kayu mereferensi konsep ‘rumah panggung’ tradisional Indonesia yang terbuka. Teknik ini mengatur alur ventilasi udara, pencahayaan, dan konsep multifungsi suatu ruangan. 

“Ada elemen ‘seating tribune’ yang bisa dipakai untuk duduk, aktivitas workshop, atau berkumpul. Ada ayunan kayu untuk anak-anak, serta di dalam perpustakaan ada jaring atau net yang dapat digunakan untuk membaca,” ungkap Florina Henzelman.

Sementara Direktur & Founder SHAU Indonesia, Daliana Suryawinata, menjelaskan Microlibrary Warak Kayu adalah perpustakaan pertama di Semarang yang seratus persen terbuat dari bahan kayu bersertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan 98 persen FSC, diprefabrikasi PT Kayu Lapis Indonesia.

Prinsip desainnya tropis, passive energy dan multiprogrammatic. Desain façade Warak Kayu mengikuti bentuk wajik, terinspirasi dari sistem konstruksi Zollinger dari Jerman dan juga menyerupai sisik kulit Warak (hewan mitologi khas Semarang).

“Konsep façade berupa ‘screen layering’, di mana ada elemen yang memfilter cahaya matahari langsung agar panasnya tidak masuk, namun interiornya tetap terang, meski tanpa lampu di siang hari. Penghawaan silang yang penting untuk mendinginkan interior bangunan tanpa AC. Terdapat juga secondary layer untuk menghalangi hujan masuk,” jelas Daliana Suryawinata.

Daliana mengatakan pihaknya juga pernah memenangkan ajang Architizer A+ Award pada 2017. Oleh karena itu, SHAU Indonesia berkesempatan mendapat undangan melalui email untuk mendaftar ke Architizer A+ Awards 2020

“Kali ini kami memberanikan diri untuk mendaftar dalam kategori Libraries, salah satu kategori utama pada April 2020. Kemudian melalui proses seleksi ketat dari sekian banyak juri Architizer yang kompeten dan ternama, kami terpilih menjadi satu dari lima finalis di kategori tersebut,” kata dia

Di lain pihak, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan antusiasme masyarakat terhadap Perpustakaan Micro Warak Kayu sangat tinggi. 

“Konsep rumah panggung sebagai perpustakaan mikro ini sangat menarik perhatian warga untuk datang. Selain itu, Microlibrary ini akan menjadi bagian dari rute baru pariwisata kota, di mana akan ada bus tur gratis yang diharapkan akan menarik minat wisatawan Nusantara maupun wisatawan mancanegara,” ujar Hendrar Prihadi.

(redaksi)