Entertainment

Sejarah Kemerdekaan RI: Serangan 4 Hari, Upaya Rebut Solo dari Penjajah

Profil dan Tokoh

11 Agustus 2020 22:31 WIB

Patung Mayor Achmadi di kawasan Banjarsari Solo yang dibangun untuk menghormati jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan RI

Solotrust.com - Rentang waktu 7 hingga 10 Agustus 1949, Kota Solo pernah dikepung lautan api. Saat itu terjadi pertempuran antara tentara pelajar dengan pihak Belanda. Perang berlangsung selama empat hari, kemudian dikenal sebagai pertempuran empat hari di Solo.

Pada saat itu para pejuang, pelajar, dan mahasiswa bersatu dan menjadi tentara pelajar. Mereka menyerbu Belanda serta membumihanguskan beberapa markas penjajah. Akibat serangan yang dikomandani Mayor Achmadi, tentara Belanda kocar kacir sehingga Kota Solo lepas dari genggaman musuh.



Melansir Wikipedia, kegagalan tentara Kerajaan Belanda mempertahankan Kota Solo menggoyahkan keyakinan Parlemen Belanda atas kinerja tentaranya. Hal itu memaksa Perdana Menteri Drees mengakomodasi tuntutan delegasi Indonesia sebagai syarat sebelum mereka menghadiri Konferensi Meja Bundar.

Rencana melakukan penyerangan empat hari di Solo dilakukan di sebuah desa di daerah Sragen bernama Wonosido. Penyerbuan direncanakan dari empat titik, dipimpin Suhendro di rayon I, Sumarto di rayon II, rayon III dipimpin Prakosa, dan rayon IV dipimpin A. Latief. Sementara Rayon Kota dipimpin Hartono. Semua komando di bawah Mayor Achmadi.

Kehadiran Slamet Riyadi bersama Pasukan Brigade V/Panembahan Senopati menjelang pertengahan pertempuran membuat api semangat semakin menyala dan menjadi tokoh kunci dalam pertempuran yang telah direncanakan. Pertempuran empat hari di Solo sengaja dilakukan agar bisa merebut Kota Bengawan dari tangan penjajah sebelum adanya gencatan senjata yang telah disepakati pada 11 Agustus 1949.

Namun, meski telah disepakati gencatan senjata, tentara baret hijau Belanda (Green Capt) atau dikenal dengan KST melakukan beberapa pelanggaran dengan membunuh para warga sipil di berbagai tempat di Kota Solo. Buntutnya, kedua belah pihak kembali bersitegang setelah kesepakatan gencatan senjata. (dd)

(redaksi)