JAKARTA, solotrust.com - Kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikia (BMKG) melalui laman resminya bmkg.go.id, menjelaskan pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat 'menghilang' karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
"Karena itu, hari saat terjadinya kulminasi utama dikenal pula sebagai hari tanpa bayangan. Bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika/bidang revolusi bumi, sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubahsepanjang tahun antara 23,5o LU sampai dengan 23,5o LS. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari," papar BMKG.
Tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret 2020 pukul 10.50 WIB dan 22 September 2020 pukul 20.31 WIB. Adapun pada 23 Juni 2020 pukul 04.44 WIB matahari berada di titik balik Utara dan pada 21 Desember 2020 pukul 17.02 WIB matahari berada di titik balik Selatan.
Mengingat posisi Indonesia berada di sekitar ekuator, BMKG menjelaskan kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa. Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut.
Khusus untuk Kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2020 yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB dan pada 8 Oktober 2020, kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB. Secara umum, kulminasi utama pada 2020 di Indonesia terjadi antara 21 Februari 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 4 April 2020 di Sabang, Aceh, dan 6 September 2020 di Sabang, Aceh hingga 20 Oktober 2020 di Baa, Nusa Tenggara Timur.
(redaksi)