Hard News

Gempa M5,4 Dirasakan Kuat Warga Mamuju Tengah

Hard News

28 Oktober 2020 13:31 WIB

Ilustrasi

JAKARTA, solotrust.com – Gempa dengan magnitudo 5,4 dirasakan kuat beberapa detik oleh masyarakat Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Gempa terjadi pada hari ini, Rabu (28/10/2020), pukul 02.43 WIB. Masyarakat Mamuju juga merasakan guncangan gempa. 

Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju Tengah, gempa dirasakan kuat selama satu hingga tiga detik. Sementara masyarakat Mamuju, gempa dirasakan cukup kuat dengan durasi waktu sama.



Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, menyebut hingga kini belum ada laporan dampak akibat gempa dari kedua kabupaten. Berdasarkan analisis kekuatan guncangan dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, Majene dan Mamasa pada II – III MMI, Kota Mamuju III – IV MMI, dan Mamuju Tengah IV – V MMI.

"Skala V MMI menggambarkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang atau bandul lonceng dapat berhenti," jelasnya, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter gempa M5,4 dengan titik gempa di darat, 34 km barat daya Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Titik gempa berkedalaman 10 km. Gempa tidak berpotensi tsunami. 

Berselang beberapa jam, gempa kembali terjadi dengan magnitudo 5,0 dengan titik gempa di laut atau 48 km timur laut Mamuju, Sulawesi Barat. Gempa ini terjadi pada pukul 05.50 WIB. Parameter gempa M5,0 dengan kedalaman 10 km. Gempa itu dirasakan lemah warga Kabupaten Mamuju satu hingga dua detik, sedangkan warga di Mamuju Tengah juga merasakan guncangan dengan durasi sama. 

Raditya Jati mengungkap, berdasarkan kajian InaRISK, Kabupaten Mamuju Tengah termasuk wilayah dengan potensi bahaya gempa dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak lima kecamatan dengan populasi terpapar pada kategori tersebut atau sekira 58.671 jiwa dengan luas risiko sekira 39 ribu hektar.

"Masyarakat selalu diimbau untuk waspada dan siap siaga di tengah ancaman multibahaya, seperti bahaya geologi, bahaya hidrometeorologi, dan bahaya pandemi. Kesiapsiagaan di tengah keluarga sangat penting untuk menghindarkan anggota keluarga dari potensi terpapar dan selalu siap untuk selamat," serunya.

(redaksi)