Hard News

Letusan Gunung Merapi Diperkirakan Bersifat Efusif

Hard News

30 November 2020 14:31 WIB

Pantauan Gunung Merapi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) (BPPTKG). (Foto: bnpb.go.id)

JAKARTA, solotrust.com - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan Gunung Merapi diperkirakan akan mengalami erupsi yang bersifat efusif atau lelehan, setelah statusnya dinaikkan menjadi level III atau 'Siaga' pada Kamis (05/11/2020). Menurutnya, letusan efusif yang dapat terjadi sewaktu-waktu itu akan memiliki kesamaan dengan erupsi pada 2006 silam.

"Diperkirakan efusif seperti erupsi tahun 2006," jelas Hanik Humaida dalam diskusi bertajuk 'Erupsi Merapi, Apa yang Bisa Kita Lakukan' melalui media daring, Minggu (29/11/2020), dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id.



Lebih lanjut, Hanik Humaida menuturkan pada kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadi erupsi bersifat eksplosif. Hanya saja, pihaknya memperkirakan apabila memang terjadi letusan eksplosif tidak akan sebesar erupsi pada 2010.

"Kalau eksplosif itu tidak sebesar tahun 2010," kata Hanik Humaida.

Adapun menurut dia, prediksi letusan bersifat efusif itu didapatkan berdasarkan sejumlah fakta temuan secara periodik, di mana hingga sejauh ini tidak terpantau adanya indeks kegempaan vulkanik dalam.

Selain itu, berdasarkan data dihimpun dari pengamatan, gas yang dapat memengaruhi pola erupsi telah terlepas secara berangsur-angsur dan pola kegempaan memiliki kesaman dengan praerupsi pada 2006.

"Karena terjadinya kegempaan vulkanik dalam itu tidak ada (tidak terpantau alat)," jelas Hanik Humaida.

"Tidak ada tekanan berlebih dari dapur magma. Pola kegempaan juga mirip 2006. Gas-gas terilis lebih dulu," imbuhnya.

(redaksi)