Hard News

Kudeta Myanmar: Militer Blokir Facebook Demi Stabilitas

Global

4 Februari 2021 18:35 WIB

Ilustrasi Facebook (Pixabay)

Solotrust.com - Situasi politik di Myanmar terus memanas, menyusul pengambilalihan kekuasaan negara oleh militer. Terkini, penguasa militer telah memblokir akses ke Facebook, beberapa hari setelah mereka menggulingkan pemerintah demokratis.

Para pejabat setempat mengatakan, platform media sosial Facebook yang menjadi satu-satunya akses internet warga Myanmar akan diblokir demi stabilitas negara. Facebook telah menjadi media sejumlah warga untuk menentang kudeta Senin (01/02/2021) lalu



Kementerian Komunikasi dan Informasi Myanmar mengatakan akses ke Facebook akan diblokir hingga 7 Februari. Tercatat, setengah dari 53 juta warga Myanmar menggunakan Facebook dan para aktivis telah membuat halaman untuk mengoordinasikan penentangan atas kudeta militer.

Facebook mengizinkan aplikasinya digunakan tanpa biaya data di Myanmar. Langkah ini sebagai cara untuk menghindari mahalnya biaya data telekomunikasi di negara itu.

Pihak Facebook pun telah mengakui adanya gangguan tersebut.

"Kami mendesak pihak berwenang untuk memulihkan konektivitas sehingga orang di Myanmar dapat berkomunikasi dengan keluarga maupun teman mereka dan mengakses informasi penting," seru raksasa media sosial itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC, Kamis (04/02/2021).

Sementara itu, di Kota Mandalay dilaporkan telah terjadi aksi demonstrasi yang diwarnai penangkapan. Di kota utama, Yangon, warga membuat bunyi-bunyian dari peralatan dapur mereka sebagai tanda protes.

Setidaknya 70 anggota parlemen menolak meninggalkan wisma tamu pemerintah di ibu kota, Nay Pyi Taw. Mereka juga telah mengumumkan rencana digelarnya sidang parlemen baru.

Para anggota parlemen adalah anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi.

Suu Kyi merupakan pemimpin sipil terpilih yang digulingkan militer, kemudian ditangkap dalam sebuah kudeta. Pihak militer mengajukan dakwaan terhadapnya dan juga Presiden Win Myint yang digulingkan pada Rabu (03/02/2021).

Kudeta militer telah memunculkan aksi protes di Myanmar. Banyak petugas medis berhenti bekerja, atau melanjutkan sambil mengenakan simbol pembangkangan untuk menentang penindasan demokrasi di negara itu. (and)

(redaksi)