BOYOLALI, solotrust.com – Pandemi Covid-19 tak bisa dimungkiri telah berdampak pada segi perekonomian. Tidak hanya di perkotaan, namun melemahnya sektor ekonomi juga dirasakan masyarakat pedesaan.
Berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah guna membangkitkan kembali geliat perekonomian negeri ini. Salah satunya di Desa Pranggong, Kecamatan Andong, Boyolali, warga dibantu pemerintah desa setempat mengembangkan usaha keripik pisang.
"UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) di desa ini diberi nama Tlutuh Nusantara Makmur. Sebelumnya, UMKM ini menggeluti pada produksi rumahan, seperti, cucur, romoni, keripik singkong, dan emping garut. Seiring berkembangnya waktu, akhirnya mengembangkan keripik pisang," kata Kepala Desa Pranggong, Wagimin, saat ditemui solotrust.com di Desa Pranggong, Senin (15/03/2021).
Menurutnya, di masa pandemi saat ini menu cucur tak dapat diproduksi, mengingat konsumennya adalah warga yang mempunyai hajatan. Sementara untuk romini, keripik singkong, dan emping garut memiliki kendala dalam penyediaan bahan baku yang tidak dapat mencukupi kebutuhan produksi.
"Kebetulan semua yang kami produksi itu bahan bakunya mudah didapatkan di sekitar sini. Sementara, keripik pisang kami juga melakukan budidaya tanaman pisang. Jadi menanam sendiri, nanti kalau kekurangan pisang mencari di sekitar Desa Pranggong," terang Wagimin.
Kegiatan perekonomian UMKM beranggotakan tim penggerak PKK bersama karang taruna desa. Wagimin menjelaskan alasan memilih keripik pisang karena bahan baku mudah didapatkan. Selain itu, banyak petani pisang mengeluh hasil panennya tak laku dijual di masa pandemi saat ini.
“Mudah-mudahan ini menjadi terobosan baru yang bermanfaat untuk mengentaskan kemiskinan di desa kami. Mudah-mudahan bisa berhasil menuju swasembada pangan di Desa Pranggong khususnya dan umumnya Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali,” harap Wagimin.
Sementara, Ketua UMKM Tlutuh Nusantara Makmur, Tri Wahyuningsih mengatakan, usaha keripik pisang ini sudah berjalan selama satu tahun dan dijalankan mayoritas warga Desa Pranggong. Bahan baku pisang didapatkan dari Kecamatan Andong, Kecamatan Klego, Kecamatan Karanggede, dan Kecamatan Kemusu. Adapun jenis pisang digunakan sebagai bahan baku adalah pisang bawen, pisang raja nangka, dan pisang kepok pipit.
"Harga per kilogramnya berbeda-beda. Varian original harga Rp40 ribu, cokelat Rp50 ribu, dan manis Rp45 ribu. Di Tangerang, Jawa Barat sana menjadi pangsa pasar keripik pisang buatan UMKM kami. Kami menjual secara langsung maupun daring (dalam jaringan). Produknya ini sudah memiliki konsumen tetap yang berlangganan," bebernya. (Jaka)
(redaksi)