Ekonomi & Bisnis

Penjualan Jajanan Impor Masih Sepi Jelang Imlek

Ekonomi & Bisnis

1 Februari 2018 09:20 WIB

Salah seorang pedagang jajanan impor khas Imlek di Pasar Gede Solo, Jeffry Sanjoko (Toko Kageha). (solotrust-arum)

SOLO, solotrust.com - Dua pekan menjelang pergantian tahun kalender lunar, pedagang jajanan khas Imlek di Pasar Gede Solo mengaku masih sepi pembeli. Salah seorang pedagang, Jeffry Sanjoko, mengaku dalam sehari penjualan jajanan mencapai kurang dari 10 bungkus untuk saat ini.

"Belum tau kita, tahun ini kelihatannya masih sepi yang beli manisan. Apalagi di zaman sekarang anak-anak kurang berminat makan jajanan jenis ini. Orang tua membeli bukan untuk konsumsi sendiri," ujar Jeffry, pemilik Toko Kageha pada solotrust.com, Rabu (31/1/2018).



Ia menambahkan, produk jajanan khas Imlek yang dijual di tempatnya semua impor dari Tiongkok. Antara lain manisan plum, jeli jeruk, kuaci, permen, coklat biskuit, dan lainnya. Harga jajanan khas Imlek berkisar antara Rp20 ribu sampai Rp50 ribu.

"Semua impor, terutama manisan plum soalnya buah plum kan tidak ada di Indonesia. Biasanya untuk kado atau bingkisan untuk keluarga atau relasi camilan jenis ini tidak ada maksud tertentu, biasanya untuk memeriahkan Imlek saja," paparnya.

Diprediksi, penjualan jajanan impor ini baru akan ramai mulai H-7 Imlek. Menurutnya, sebenarnya permintaan pasar cukup banyak, tapi akhir-akhir ini masuknya barang impor dari Tiongkok susah. Ia mengaku tidak mengetahui penyebabnya sebab ia mengambil dari importir di Jakarta.

"Menurun sekitar 10 persen lebih dibanding tahun lalu. Mungkin karena keadan ekonomi, mungkin ada hubungannya dengan tahun politik," tandasnya.

Menurut penanggalan kalender lunar (kalender bulan), tahun baru Imlek 2018 atau Tahun Anjing Tanah 2569, jatuh pada 16 Februari.

(Arum)

(way)