Serba serbi

Tahok Pak Citro Pasar Gede Solo, Kuliner Jadul yang Tetap Terjaga

Wisata & Kuliner

18 November 2024 09:09 WIB

Tahok Pak Citro yang dijajakan di kawasan Pasar Gede Solo. (Foto: Dok. solotrust.com/Rayhan Inggar Wicaksono)

SOLO, solotrust.com - Bagi para pecinta kuliner tradisional Kota Solo, nama Tahok Pak Citro tentu sudah tak asing lagi. Sejak puluhan tahun lalu, warung sederhana di Pasar Gede ini selalu ramai para pelanggan yang ingin menyicipi kelezatan tahok, makanan bertekstur lembut terbuat dari sari kedelai. 
 
Tahok sendiri berasal dari budaya Tionghoa yang sejak lama diadopsi masyarakat Solo dan kini menjadi salah satu kuliner khas yang diburu. Tahok Pak Citro dikenal bukan hanya karena rasa tahoknya khas, namun juga lantaran keramahan dan kehangatan Pak Citro membuat pelanggan merasa seperti keluarga. 
 
Dalam satu mangkuk tahok, pembeli akan disuguhi sajian hangat dengan tekstur lembut dan kuah manis terbuat dari gula jawa dan jahe, menghadirkan sensasi hangat di tenggorokan dan perut.
 
Salah satu pelanggan setia Tahok Pak Citro, Wawan mengatakan rasa tahok di tempat ini tetap autentik alias tak berubah sejak dulu.
 
 
"Rasanya nggak berubah dari dulu, tetap enak dan nagih. Cuma kadang nyarinya susah soalnya kadang buka, kadang nggak. Ya itu karena kata penjualnya bikin tahoknya susah. Hampir setiap pagi saya selalu ke sini,” kata pria 52 tahun itu. 
 
Dibanderol dengan harga terjangkau, yakni hanya Rp10 ribu dan cita rasa konsisten, Tahok Pak Citro tetap menjadi ikon kuliner di Pasar Gede Solo. Warung berlokasi di Jalan Suryopranoto No.21, Kepatihan Wetan, Kecamatan Jebres, Kota Solo ini buka mulai pukul 05.00 hingga 08.00 WIB. 
 
Ya, bagi masyarakat Solo, Tahok Pak Citro di Pasar Gede bukan hanya sekadar makanan, namun juga bagian dari perjalanan budaya dan nostalgia. Rasanya lezat dan kesederhanaan tempat jualannya menjadi daya tarik tersendiri membuat Tahok Pak Citro terus digemari dan tak lekang waktu.
 
*) Reporter: Rayhan Inggar Wicaksono

(and_)