Hard News

Menhan: Pertahanan Negara Itu Rumit, Butuh Teknologi Tinggi dan Bahaya

TNI / Polri

22 April 2021 16:52 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subiyanto beserta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jendral Listyo Sigit dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono saat konfrensi pers pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali, Kamis (22/4). (Foto: Puspen TNI)

BALI, solotrust.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menungkapkan upaya menjaga keamanan negara jelas menghadapi permasalahan yang kompleks. Menurutnya ada tiga unsur yang menjadikan pertahanan negara.

"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan upaya yang sangat rumit yang memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan yang mengandung unsur bahaya," ujar Prabowo dalam konferensi pers pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (22/4).



Pengadaan alutsista sampai penguatan personel keamanan menjadi hal yang terus diupayakan untuk memperkuat pertahanan negara.

Ia menambahkan kemampuan prajurit yang handal juga menjadi salah satu penentu kuatnya suatu pertahanan negara. sehingga ia merasa lumrah jika prajurit TNI setiap harinya selalu dihadapkan pada berbagai bentuk ancaman yang tak jarang hingga membahayakan nyawa mereka.

"TNI untuk melaksanakan fungsinya harus dalam keadaan siap tempur setiap saat. Oleh karena itu sangat dibutuhkan latihan dan latihan pun mengandung masalah bahaya yang sangat tinggi," ungkap Prabowo.

Prabowo juga meminta kepada tim penyelamat untuk bekerja semaksimal mungkin dalam menemukan keberadaan KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu(21/4) dini hari di perairan utara Bali.

"Biar rakyat juga tahu, perjuangan anak-anak kita untuk menjaga kedaulatan negara itu sangat penuh dengan tantangan. Setiap hari mereka hadapi bahaya. Karena itulah kita mohon semua masyarakat kita berdoa bahwa anak-anak kita bisa kita temui dalam waktu sesingkat-singkatnya," kata Prabowo.

(zend)