JAKARTA, solotrust.com - Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri mengadakan audiensi dengan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Selasa (26/02/2025). Mereka diterima secara langsung Kepala BNN RI,
Marthinus Hukom di ruang kerjanya di kawasan Cawang, Jakarta Selatan.
Ketua Bidang Hukum dan HAM KBPP Polri, Prihartono menyebutkan, banyak anak polisi di 34 provinsi di Indonesia masuk dalam KBPP Polri. Ia berharap ada keterlibatan anak-anak polisi dalam penyuluhan-penyuluhan di asrama polisi seluruh wilayah Indonesia dalam hal pencegahan penggunakan obat-obatan terlarang.
“Kami dari KBPP Polri ingin memorandum of understanding (MoU) yang sudah terjadi sejak tahun 2022 bisa direalisasikan melalui program-program yang bersinergi dengan BNN RI,” harapnya.
Ketua Bidang Sosial Kesehatan KBPP Polri, Johny Sumbung menambahkan, pihak organisasi ingin memberdayakan anak-anak polisi.
“Kami mau berdayakan anak-anak polisi ini dalam upaya-upaya untuk mengendalikan narkoba dan program-program yang ada di masing-masing Polda menjadi tugas kita bersama-sama ke depan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Bidang OKK KBPP Polri, Enita Adyalaksmita ingin MoU berkelanjutan dengan BNN RI. Melalui kerja sama ini pihak organisasi akan memaksimalkan dalam realisasi berupa program-program kerja ke depan.
“Sekaligus, kami minta Kepala BNN RI Pak Marthinus Hukom sebagai dewan penasihat Kami,” pintanya.
Senada dengan para kepala bidang, Paul Alexander Oroh bersyukur MoU masih ada dan bisa berkelanjutan ke depan.
“Mohon maaf Ketua Umum KBPP Polri, Evita Nursanty masih dalam kesibukan agenda DPR RI, yakni reses ke daerah pemilihan (Dapil). Kami berharap keberadaan kami yang mewakili Ketua Umum Evita Nursanty ini ada program-program yang bisa kami integrasikan dengan BNN RI,” ucapnya.
Menanggapi audiensi dengan KBPP Polri, Kepala BNN RI, Marthinus Hukom memberikan apresiasi tinggi. Menurutnya, BNN membuka kerja sama seluas-luasnya dengan semua elemen.
Marthinus Hukom berterima kasih atas kujungan KBPP Polri dan menyambut baik kerja sama yang sudah dilakukan sejak 2022.
“Saya berharap itu ditingkatkan menjadi suatu program kerja nyata hingga BNN bisa melihat kira-kira ada program yang bisa kita kerja samakan. Saya ingin sampaikan, BNN memilki tugas-tugas pencegahan dan pemberantasan, selain itu juga ada tugas-tugas pemberdayaan masyarakat," ungkapnya.
Karenanya, lanjut Marthinus Hukom, keterlibatan masyarakat menjadi sangat penting, terutama organisasi kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
"Jika kita semakin banyak melibatkan masyarakat, artinya pendekatan-pendekatan komunitas menjadi sangat penting karena persoalan narkotika ini berada dalam ruang sosial di mana masyarakat itu berada,” sebut Marthinus Hukom.
Lebih lanjut diutarakan, semakin banyak masyarakat dilibatkan untuk membangun ketahanan masyarakat, hal itu menjadi sangat penting. Ketahanan moral sangat penting, ketahanan keluarga, ketahanan komunitas, dan pada akhirnya membentuk ketahanan negara.
"Salah satunya ketahanan di bidang narkoba. Jadi kunjungan hari ini betul-betul yang sangat kita nanti-nantikan dan kita harapkan bersama," kata Marthinus Hukom.
Di kesempatan sama, Deputi Pemberdayaan Masyarakat (Dayamas), Heri Maryadi meminta KBPP Polri sering melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang narkotika. Pasalnya, realita di lapangan banyak orang tidak takut narkotika, namun justru muncul keinginan untuk mencoba barang haram tersebut.
“Saya ingin adanya kesadaran masyarakat, termasuk di dalamnya KBPP Polri berani untuk memberikan informasi tentang penyalahgunaan narkotika di wilayahnya masing-masing karena kesadaran masyarakat untuk melapor itu belum ada,” pintanya.
Selain sekretaris jenderal dan para kepala bidang, audiensi turut dihadiri Wakil Sekjen KBPP Polri, Otlief Waas. Sementara dari pihak BNN RI hadir pula dua deputi. Audiensi diakhiri dengan ramah tamah dan foto bersama.