Hard News

Menepis Isu KRI Nanggala

Nasional

27 April 2021 15:57 WIB

KRI Nanggala 402. (Foto: Antara Foto)

JAKARTA, solotrust.com - Markas Besar TNI Angkatan Laut membantah bahwa KRI Nanggala 402 yang tenggelam kelebihan muatan karena mengangkut 53 personil saat menjalani latihan pada Rabu (21/4) lalu.

“Kapal selam ini disebut kelebihan muatan oleh pengamat, sama sekali tidak benar dan tidak berdasar. Mungkin pengamat itu belum pernah mengawaki kapal selam,” kata Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal Laksamana Muda TNI Muhammad Ali, saat jumpa pers di Mabesal Cilangkap Jakarta Timur, Selasa (27/4).



Berbagai operasi dilakukan TNI AL dengan kapal selam KRI Nanggala biasa mengangkut 50 personil.

“Bahkan kalau penyusupan kita bawahi plus satu regu pasukan khusus. Jadi, satu regu itu sekitar 7 orang, sehingga totalnya 57 personel.” ujar Ali seperti dilansir Antara.

Sedangkan saat tenggelam, KRI Nanggala hanya mengangkut 53 personel dan 3 buah torpedo. Padahal KRI Nanggala mampu membawa 8 buah torpedo.

Kenyataan ini menepis isu bahwa KRI Nanggala kelebihan muatan saat tenggelam.

Terkait pernyataan KRI Nanggala hanya mampu membawa 33 orang, hal tersebut dijelaskan Ali, angka tersebut merupakan jumlah tempat tidur di dalam KRI Nanggala.

53 personel yang ada dalam KRI Nanggala dibagi menjadi 3 sif jaga, sehingga hanya terdapat 33 tempat tidur.

“ada tiga shift dan berjaga tempat tidurnya berbagi. Itu jumlah tempat tidur, bukan kelebihan muatan.” tegas Ali.

Terkait dugaan KRI Nanggala ditembak oleh kapal asing, Ali menilai hal tersebut berlebihan.

Sebab jika KRI Nanggala ditembak oleh kapal asing, maka suara ledakan akan terdengar oleh sonar. Bahkan terlihat oleh mata telanjang air laut sedikit naik sebagai efek dari ledakan tersebut.

"Jadi tidak ada ledakan pada saat kejadian itu dari pengamatan kapal yang ikut dalam latihan bersama KRI Nanggala kemarin," ujarnya.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sudah menyampaikan tidak ada kepingan kapal. Jika kapal ditembak, pasti akan hancur berantakan dan kepingannya ditemukan di sekitar perairan.

Ali juga menegaskan KRI Nanggala hancur dan terbelah hingga tiga bagian kemungkinan besar karena kuatnya arus di bawah laut. Namun, penyebab pasti masih dalam penyelidikan.

"Iya bisa jadi begitu [karena kuatnya arus bawah laut]. Ini masih dalam penyelidikan dan ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Kita akan mengundang pakar-pakar kapal selam. Bahkan tidak hanya dalam negeri, mungkin dari luar negeri," pungkasnya.

()