KARANGANYAR, solotrust.com- Tanaman porang mendadak jadi komoditas bercocok tanam utama petani Dusun Nglundo Desa, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Keuntungan yang menjanjikan serta perawatan yang mudah, membuat semangat petani untuk berpenghasilan yang lebih baik. Sebelumnya warga menanam jahe, namun karena untungnya lebih menjanjikan Porang, warga di beralih menanam Porang di lahannya.
Tanaman umbi bernama latin Amorphophallus muelleri Bl ini sedang gencar diekspor ke Tiongkok dan Jepang. Negara manca mengandalkan daerah penghasilnya di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. OLAHANNYA nanti dipakai bahan kosmetik, farmasi hingga sumber karbohidrat makanan pokok rendah lemak dan kalori.
Salah seorang petani Porang warga Dusun Nglundo, Warsito Dwi Pratama melihat potensi tanam Porang yang menjanjikan. Dirinya memulai tanam di lahan 1 hektare pada 2 tahun lalu. Modalnya sekilo benih atau biji porang yang dikenal dengan nama katak. Karena Perawatannya sederhana, cukup diberi pupuk kompos sebulan sekali kalau sering hujan, serta ditanam di bawah naungan pohon sengon.
“Kalau tanamnya dari katak panennya butuh waktu dua musim atau setahun, Namun kalau menanamnya dari umbi bisa dipanen satu musim kemudian atau setengah tahun.” Ujar Warsito.
Dari Panen perdana dirinya bisa menghasilkan 3 kuintal umbi. Selain itu dari benih katak yang tumbuh di sela batang dipakai lagi untuk modal tanam selanjutnya serta bisa dijual lagi. Waktu ini Perkilo umbi porang Rp 9 ribu, sedangkan benih katak perkilo Rp220 ribu. Dirinya saat ini sudah memiliki pengepul tetap umbi porang dari pabrik di Jawa Timur. Pabrik itu mengolahnya ke bahan setengah jadi, kemudian ekspor. Keuntungannya lebih banyak dibanding panen jahe dan ketela di kebun yang
Sementara itu ketua petani Porang ngargoyoso Ismanto Bagong mengatakan, saat ini terbentuk komunitas petani porang Ngargoyoso. Jumlah petani sekarang 105 orang atau sekitar 85 persen petani di Dusun Nglundo, Desa Ngargoyoso menanam umbi tersebut. Dirinya mengakui bahwa laba menanam porang dari hasil penjualan umbi dan benih Rp480 juta, sedangkan modalnya hanya Rp105 juta. Sebenarnya dirinya mengawalinya menanam porang dari coba-coba, awal dengan Modal Rp1 juta dengan hasil Rp4,8 juta lalu berkembang sampai sekarang.
“Masyarakat Jangan ragu menanam porang, Keuntungannya berlipat apalagi ini tanaman ekspor.” Terangnya. (joe)
(wd)