Hard News

Gunung Nyiragongo Meletus Dahsyat! Ratusan Rumah Terkubur Lava, 170 Anak Hilang

Global

24 Mei 2021 13:03 WIB

Rumah warga hancur terdampak erupsi Gunung Nyiragongo Kongo (Foto: BBC/Reuters)

Solotrust.com - Gunung Nyiragongo mengubah langit Kongo menjadi merah dan memuntahkan sungai lahar pada Sabtu (22/05/2021). Aliran lahar baru berhenti di dekat Goma, sebuah kota berpenduduk dua juta, tepat di Selatan gunung berapi.

Lava berhenti di dekat distrik Buhene, di pinggiran Goma, mengubur ratusan rumah dan beberapa bangunan besar. Upaya rekonstruksi diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan.



"Semua rumah di lingkungan Buhene terbakar," kata Innocent Bahala Shamavu kepada kantor berita Associated Press.

Di tempat lain, lahar melintasi satu jalan raya yang menghubungkan Goma ke Kota Beni, memutus jalur bantuan dan pasokan utama. Namun, bandara kota tidak terdampak, meskipun sebelumnya sempat dilaporkan turut terpengaruh.

Juru bicara pemerintah, Patrick Muyaya, mengatakan warga juga sempat merasakan getaran seismik pascaerupsi.

"Warga disarankan untuk tetap waspada, menghindari perjalanan yang tidak penting, dan mengikuti arahan," serunya di media sosial.

Melansir BBC, Senin (24/05/2021), setidaknya 15 kasus kematian dilaporkan terjadi akibat musibah itu. Angka ini kemungkinan masih akan meningkat jika dilakukan pendataan di daerah-daerah yang paling parah terkena dampak.

Patrick Muyaya pada Minggu (23/05/2021), mengungkap sembilan dari korban meninggal dalam kecelakaan lalu lintas saat mencoba menyelamatkan diri. Empat lainnya tewas ketika berusaha melarikan diri dari penjara, sementara dua lainnya terbakar hingga meninggal dunia.

Akibat musibah mengerikan itu, lebih dari 170 anak dikhawatirkan hilang dan 150 lainnya terpisah dari keluarga mereka. Unicef menyatakan akan mendirikan beberapa unit posko guna membantu anak di bawah umur tanpa pendamping.

Gunung Nyiragongo terletak 10 km dari Goma. Gunung berapi ini terakhir meletus pada 2002, menewaskan 250 orang dan menyebabkan 120 ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.

Sebelum Gunung Nyiragongo memuntahkan lahar Sabtu lalu, warga sudah meninggalkan rumah-rumah mereka, bahkan sebelum pemerintah mengumumkan rencana evakuasi. Pada malam hari, terlihat kerumunan orang mengungsi dengan berjalan kaki sambil membawa kasur dan barang-barang lainnya.

Otoritas Rwanda mengatakan lebih dari 3000 orang secara resmi telah menyeberang dari Goma. Beberapa mulai kembali pada Minggu, sedangkan lainnya pergi ke tempat lebih tinggi di sebelah Barat kota.

Seorang warga Goma, Richard Bahati, mengatakan dia berada di rumahnya ketika mendengar teriakan dan menjadi sangat khawatir saat melihat langit memerah di luar.

"Saya pernah mengalami masalah dengan gunung berapi ini pada tahun 2002. Gunung berapi tersebut menghancurkan semua rumah dan harta benda kami," katanya.

Gunung Nyiragongo adalah salah satu gunung berapi teraktif di dunia. Namun, ada kekhawatiran aktivitasnya tidak diamati dengan baik oleh Goma Volcano Observatory, sejak Bank Dunia memotong dana di tengah dugaan korupsi.

Ahli vulkanologi dari Universitas Manchester di Inggris, Profesor Mike Burton, mengatakan kepada BBC lahar di Gunung Nyiragongo sangat cair dan berpotensi bergerak cepat. Dalam laporannya pada 10 Mei lalu, pihak observatorium memperingatkan aktivitas seismik di Nyiragongo mengalami peningkatan.

Tahun lalu, direktur observatorium, Katcho Karume, mengatakan kepada Science in Action BBC World Service, danau lava gunung berapi telah terisi dengan cepat, meningkatkan kemungkinan letusan dalam beberapa tahun mendatang. Dia juga mengingatkan, gempa bumi bisa memicu bencana lebih awal.

Letusan gunung berapi paling mematikan terjadi pada 1977 ketika lebih dari 600 orang meninggal. (and)

(and_)