Ekonomi & Bisnis

5 BUMN akan Bangun Mega Proyek di Afrika

Ekonomi & Bisnis

16 Oktober 2020 12:31 WIB

Kesepakatan tentang pembangunan mega proyek di Afrika, bertempat di Kantor PT INKA (Persero), Madiun, Rabu (14/10/2020). (Dok. Istimewa/bumn.go.id)

MADIUN, solotrust.com - Lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT INKA (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT LEN (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) beserta investor TSG Group berpusat di Amerika Serikat menindaklanjuti kesepakatan bersama berupa Master Framework Join Development Agreement (MFJDA) dengan Democratic Republic of the Congo (DRC) beberapa waktu lalu.

Hasil tindak lanjut kesepakatan pertama itu diwujudkan dalam dua kesepakatan antara TSG Group dengan lima BUMN berupa Master Implementation Join Development Agreement (MIJDA) dan antara TSG Group dengan pemerintah DRC Build Own Operate Transfer (BOOT) di Kantor PT INKA (Persero), Madiun pada Rabu (14/10/2020).



Direktur PT INKA (Persero), Budi Noviantoro, menjelaskan PT INKA (Persero) akan memproduksi kebutuhan transportasi di DRC. Berbagai jenis kereta nantinya akan diproduksi, termasuk dalam hal infrastruktur perkeretaapian yang akan dikerjakan BUMN lain di Indonesia.

“PT INKA (Persero) akan menjadi project developer untuk perkeretaapian dan intermoda di DRC. INKA akan suplai lokomotif, gerbong barang, KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik), dan KRL (Kereta Rel Listrik). Kemudian akan kami ajak beberapa BUMN karya di Indonesia untuk mengerjakan infrastruktur perkeretaapiannya di sana,” jelas Budi Noviantoro, dilansir dari laman resmi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, bumn.go.id, Jumat (16/10/2020).

Ditambahkan, proyek dengan nilai total sekira USD 11 miliar ini akan dikerjakan  dimulai fase I dengan target empat tahun mulai 2021. Fase I yang akan dikerjakan meliputi proyek kereta api Kinsasha Urban Loop Line, yakni transportasi di daerah perkotaan, dilanjutkan jalur Kinsasha menuju Matadi Port dan Banana Port.

“Panjang jalur kereta untuk fase pertama ini sekitar 580 kilometer dengan target Kinsasha Urban Loop Line dan jalur kereta menuju Matadi Port dan Banana Port. Setelah fase I nanti kita lanjutkan ke fase berikutnya hingga total jalurnya 4100 kilometer terbangun, mencakup wilayah Utara dan Selatan DRC,” jelasnya.

Selain proyek perkeretaapian, PT INKA (Persero) turut serta dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 mega watt peak (MWp) di Kinshasa, DRC, Afrika. PT Len Industri (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), dan PT INKA (Persero) merupakan konsorsium yang akan mengerjakan proyek tersebut. Acara groundbreaking proyek PLTS dilangsungkan pada 19 Agustus 2020 bertempat di daerah Kinshasa,

Budi Noviantoro mengatakan, selain untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat sekitar, PLTS tersebut ketika nanti beroperasi juga akan dimanfaatkan dalam pasokan listrik di sektor transportasi, mendukung operasional sarana kereta,  salah satunya KRL.

Ekspansi ke DRC ini akan menambah supply record PT INKA (Persero) ke pasar luar negeri setelah 250 kereta Bangladesh dikirim awal Oktober 2020. Proyek lain yang sedang dikerjalan PT INKA (Persero), yakni tiga lokomotif dan 15 kereta commuter ke Filipina senilai Rp363 miliar dan 31 trainset LRT untuk PT KAI (Persero) sebesar Rp3,9 triliun.

(redaksi)