Solotrust.com - Amerika Serikat (AS) kini telah kehilangan lebih dari 600 ribu warganya akibat Covid-19. Ini tentunya menjadi catatan sejarah kelam di mana kasus kematian, penyakit, dan duka terus berlanjut, bahkan ketika negara adikuasa itu mulai kembali ke keadaan normal seperti sebelum pandemi.
AS telah melampaui 600 ribu kasus kematian akibat Covid-19 pada Senin (15/06/2021), sekira 15 persen dari total kematian akibat virus corona di dunia yang tembus 4 juta jiwa.
Kendati demikian, tingkat penyakit parah dan kematian telah menurun secara dramatis karena semakin banyak warga AS divaksinasi. Banyak yang ingin terbebas dari Covid-19 dan penguncian wilayah selama lebih dari satu tahun.
"Kita semua telah hidup melalui masa yang mengerikan ini, dan kita semua telah terpengaruh dengan satu atau lain cara," kata Erika Stein yang menderita migrain, kelelahan, dan masalah kognitif sejak tertular Covid-19 musim gugur lalu, dikutip dari Reuters, Selasa (15/06/2021).
"Dunia saya terbalik dalam satu setengah tahun terakhir dan itu sulit," tambahnya.
Di New York, pekerja sosial Shyvonne Noboa masih menangis membicarakan penyakit yang melanda keluarganya. Covid-19 telah menginfeksi 14 dari 17 kerabat dan mengakibatkan kakeknya meninggal dunia.
Chris Kocher, pendiri kelompok dukungan dan advokasi Covid Survivors for Change, mendesak simpati dan dukungan untuk orang-orang yang masih berduka.
"Kami diberi pilihan yang salah di mana Anda bisa terbuka dan merayakannya, atau Anda harus terkurung dalam kesedihan," kata Chris Kocher.
"Mari kita bersyukur bahwa orang-orang mendapatkan vaksinasi, tetapi mari kita juga mengakui bahwa kembali normal bukanlah pilihan bagi jutaan orang Amerika," tambahnya. (and)
(and_)