Ekonomi & Bisnis

Meski Isolasi di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Kasus Covid-19 Kudus Tak Pengaruhi Okupansi Hotel di Solo

Ekonomi & Bisnis

15 Juni 2021 16:50 WIB

Pengecekan suhu di depan lobby Novotel Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com/Azmi)

SOLO, solotrust.com – Kurang lebih sudah seminggu sejak lonjakan kasus Covid-19 di Kudus pertama kali terdengar masyarakat pada Minggu (6/6). Hal ini menyita perhatian khususnya warga Solo, sebab bukan hanya karena lonjakan kasus terkonfirmasi yang cukup tajamnamun jugakarena Asrama Haji Donohudan, Boyolali menjadi tempat rujukan isolasi pasien Covid-19 asal Kudus.

Meskipun letaknya dekat dengan Kota Solo, banyaknya pasienCovid-19 asal Kudus yang dirujuk di Solo,tidak berpengaruh pada tingkat okupansi hotel di Solo.



General Manager The Alana Hotel Solo, Sistho A. Sreshtho mengatakan, okupansi The Alana Hotel memang menurun. Pasalnya kasus Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat.

“Pasien (Covid) dari Kudus yang di Donohudan itu sekitar seminggu ya, itu sampai sekarang belum terlihat dampaknya terhadap okupansi hotel. Memang ada penurunan sedikit bukan karena pemberitaan itu (kasus Kudus) tapi karena kasusnya yang menggila di Indonesia,” terang Sistho, Selasa (15/6).

Sistho juga menjelaskan jika kebanyakan tamu hotel berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jakarta. Karena kasus yang terus melonjak, masyarakat yang ingin bepergian dan menginap di hotel harus menunggu terlebih dahulu sampai kondisinya lebih aman.

“Memang untuk okupansi hotel saat ini naik meskipun tidak signifikan dan belum sesuai ekspektasi. Namun, kami terus memberikan pelayanan yang dapat menjaga kepercayaan para tamu,” ujarnya.

Untuk kenaikan tingkat okupansi The Alana Hotel pada bulan April hingga Juni sebesar 10persendibandingkan saat awal pandemi. Pada musim lebaran yang diharapkan bisa naik lebih tinggi dari tahun sebelumnya, kenaikannya hanya berkisar 10 hingga 15persen.

“Demi menjaga kepercayaan konsumen kita menerapkan protokol kesehatan secara ketat ya. Bagi para tamu yang berkunjung diminta untuk disiplin menjaga protokol kesehatan serta menunjukkan surat bukti bebas Covid seperti PCR dan GeNose. Para staff juga setiap bulannya melakukan tes rapid antigen. Hal ini dilakukan untuk menjaga trust para tamu, mereka akan merasa aman dengan staff yang sehat,” tambahnya.

Hal yang sama terjadi pada hotel Novotel Solo. Marketing Communication Novotel, Ibis Style, dan Royal Heritage Solo, Wenny Fitriati menjelaskan, okupansi Novotel tidak terpengaruh kasus Covid-19 diKudus dan di bulan ini tingkat okupansinya malah mengalami peningkatan.

“Dari bulan Mei ada kenaikan sekitar 20%. Tapi kami tetap menaati peraturan Pemerintah Kota Solo untuk membatasi kerumunan. Kita batasi tamu hanya 50% ya, mengikuti aturan,” kata Wenny,Selasa (15/6).

Pihaknya menerapkan beberapa kebijakan agar tamu dan karyawan merasa aman. Adapun langkah yang ditempuh diantaranya dengan melakukan tes GeNose bagi karyawan secara berkala setiap sebulan sekali, tamu yang menginap diminta untuk menunjukkan surat bebas Covid, sebelum masuk hotel dilakukan pengecekan suhu dan disediakan tempat cuci tangan serta hand sanitizer.

“Karyawan sudah divaksin. Kita juga tidak pernah okupansi full ya, meeting kita batasi hanya 50% saja. Hal ini dilakukan untuk menciptakan rasa aman pada tamu dan karyawan,” jelasnya.(zend/azizah/azmi)

(zend)