SOLO, solotrust.com - Harga kambing diketahui mengalami kenaikan sebulan sebelum Hari Raya Iduladha atau Idulqurban. Hal itu diungkapkan sejumlah pedagang di sentra penjualan kambing Pasar Silir, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.
"Sekarang menjelang kurban mengalami kenaikan. Kalau dulunya yang Rp1,5 juta ya sekarang Rp1,75 juta, yang Rp1,75 juta jadi Rp2 juta, tapi yang rata-rata agak sedang ya Rp2,5 juta. Semakin banyak konsumen, banyak peminat, harganya naik," ungkap Moh Alim pada solotrust.com, Rabu (23/06/2021).
Adanya kenaikan harga ini, menurutnya tidak akan memengaruhi permintaan konsumen. Pasalnya, aktivitas pembelian kambing untuk kurban merupakan ibadah wajib bagi umat Muslim yang mampu.
Adapun dari segi permintaan, diakui Moh Alim, saat ini kondisi pasar masih sepi, meski sudah ada beberapa pedagang kambing musiman yang sudah inden. Namun, konsumen hari H yang ingin melakukan ibadah kurban belum ada yang membeli kambing.
Menurutnya ini wajar sebab bila beli kambing sekarang terlalu berisiko. Diprediksi, mungkin mulai 1 Juli baru ada transaksi. Perawatan kambing juga tidak mudah di musim hujan. Biaya makan kambing selama di kios harus beli, tidak bisa cari sendiri seperti di desa. Bahkan, ada biaya keamanan kambing dengan hitungan per ekor per malam.
"Konsumen hari H belum ada, tapi kalau pedagang musiman sudah. Biaya pakan mahal, kondisi musim hujan dan kambing peliharanya sangat tidak mudah. Semua pakai biaya, semakin banyak kambing semakin banyak biaya, dari pemeliharaan, perawatan, kesehatan juga keamanan selama menginap di los pasar karena kambing tidak dibawa pulang, ditinggal di pasar," beber Moh Alim.
Pada periode Iduladha tahun ini, pihaknya menyiapkan stok kambing antara sertaus hingga 200 ekor, hampir sama seperti tahun lalu. Jumlah itu dinilai cukup untuk melayani konsumen, baik perorangan maupun instansi. Stok kambing diperoleh dari Slogohimo dan Purwantoro (Wonogiri), Pacitan, Batu, Sragen, Madiun, Purwodadi, dan beberapa daerah lainnya.
Senada dengan Moh Alim, pedagang kambing lain, Irfan Mahfud juga mengaku harga kambing naik tahun ini. Faktornya, harga dari peternak di desa sudah mahal hingga menyentuh Rp2 jutaan.
"Kita kan belanja di pasar desa. Kalau barang banyak, tapi harga sudah mahal di desa. Kalau harga belum menyentuh Rp2 juta kadang belum dilepas, akan dibawa pulang lagi. Jadi yang menentukan harga, salah satunya pedagang-pedagang dan peternak sendiri di desa," terangnya.
Irfan Mahfud mengaku belum berani menyediakan stok kambing banyak di cuaca tak menentu seperti ini, hanya sekira 200-an ekor. Pasokan kambing diperoleh dari daerah Ponorogo, Pacitan, Madiun, Ngawi, Trenggalek, dan Blora.
Apalagi saat ini belum ada permintaan untuk kurban, orang-orang cenderung tanya-tanya lebih dulu dan belum berani inden karena risikonya tinggi. Dengan risiko hewan sakit atau cacat, dirinya hanya mau dititipi kambing yang sudah dibeli maksimal lima hari saja.
Irfan Mahfud optimistis minat masyarakat untuk membeli kambing lebih tinggi tahun ini melihat situasi Lebaran lalu pasar sudah menggeliat.
"Lebaran kemarin kan sudah jalan, tapi nggak banter (kencang-red). Dibanding tahun lalu itu mandek, nggak ada transaksi. Sekarang ya sudah mlaku (jalan). Keno nggo tuku pakan, keno nggo bayar karyawan (Bisa buat beli pakan, bisa buat bayar karyawan). Buat harian sudah ada," kata Irfan. (rum)
(and_)