Pend & Budaya

Sri Narendra Kalaseba Ungkap Arti dan Makna Tapa

Pend & Budaya

26 Juni 2021 22:33 WIB

Sri Narendra Kalaseba (Foto: Facebook/Sri Narendra Kalaseba)

Solotrust.com - Pada zaman dahulu leluhur Nusantara sering kali melakukan doa atau sembahyang kepada Sang Pencipta dengan cara manekung atau mengheningkan cipta, rasa, dan karsa untuk bisa memfokuskan diri berkomunikasi dengan Pemilik Kehidupan.

Sri Narendra Kalaseba atau sering disapa Ndoro SNK dalam akun Facebooknya, dikutip solotrust.com baru-baru ini, menjabarkan arti dan maksud dari laku tapa yang acap kali dilakukan para leluhur.



"Berasal dari dua kata 'ta' dan 'pa'. Ta bermakna pitu, bisa ditafsirkan 'pitulungan',  sedangkan pa bermakna moksa, bisa ditafsirkan 'musna' alias ngilang," tulis Ndoro SNK.

"Garis besarnya, tapa dimengerti sebagai suatu usaha meraih pertolongan diawali dengan mengheningkan cipta secara totalitas, sehingga hilang segala 'wulu cumbu,' yaitu hasrat keserakahan, kerakusan, dan kesombongan," lanjutnya.

Tapa menurut Ndoro SNK merupakan salah satu laku dari 'Wong Agung' pada zaman dahulu untuk mendapatkan wening, wenang, dan manunggal.

"Wening, yaitu pikiran dan hati yang jernih. Wenang berarti berkuasa atas dirinya sendiri, baik lahir maupun batin atau dapat diartikan sebagai perisai pengendalian diri. Adapun manunggal, yakni lebur ke dalam titik nirwana adalah kesadaran bahwasanya tiada yang dapat menggerakkan diri, kecuali bergerak atas titah Sang Maha Penguasa Jagat," jelas pencipta Kidung Wahyu Kalaseba memaparkan.

Lebih jauh, Ndoro SNK menerangkan jika semuanya telah didapat, pada puncaknya bisa menemukan kiblat sebagai 'kawula,' sehingga tidak gagal memanusiakan diri, memanusiakan manusia, dan menuhankan Tuhan.

Ndoro SNK juga menerangkan, karakter dari seorang pertama, yakni tidak gampang berbuat, berperilaku, berkata atau pun berfatwa. Semua membutuhkan proses memahami, meyakini, berbuat, dan mengajarkan sesuatu tidak secara tiba-tiba dan instan dalam memberikan sesuatu pengajaran. (dd)

(and_)