Hard News

Aiptu Andi Turun Tangan Memulasarakan Jenazah Covid 19, Sempat Debat Dengan Sang Istri

TNI / Polri

06 Juli 2021 09:28 WIB

Aiptu Andi saat memulasarakan jenazah tetangganya.

SEMARANG, solotrust.com-  Aksi Polisi Sat Samapta Polrestabes Semarang Aiptu Andi Surwano patut  diapresiasi. Andi memberanikan diri memulasarakan jenazah terpapar covid 19 yang merupakan tetangganya di Perum Graha Sendangmulyo Tembalang.

Dia menjadi garda terdepan dalam pemulasaraan jenazah karena tidak ada tetangganya yang berani.



Anggota Polisi yang merupakan Kasubnit Pam Obvit Satsamapta Polrestabes Semarang ini hanya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa jas hujan, jaket Polisi hijau, sarung tangan, dan face shield saat memandikan jenazah.

Tidak ada satu pun warga yang ikut mendampingi pemulasaraan, kecuali modin setempat.

Andi menuturkan, jenazah tersebut baru saja meninggal di rumah dan tidak satupun yang tahu bahwa terpapar covid 19.

"Saat dipulangkan dari rumah sakit ke rumah. Warga tidak ada yang berani. Pak modin tidak mempunyai teman. Akhirnya saya diundang," jelas dia, Minggu (4/7/2021).

Awalnya, dia harus beradu argumen dengan istrinya saat memulasarkan jenazah covid 19. Namun dirinya bisa meyakinkan istrinya untuk menolong memulasarakan jenazah

"Awalnya saya ribut sama istri karena takut terpapar saat memandikan jenazah. Tapi saya bilang yang saya lakukan untuk menolong orang," ujarnya.

Berbekal ilmu pemulasaran jenazah Covid 19 yang dimiliki, dia memberanikan diri.

"Saya menggunakan APD dirangkap  jas hujan, dirangkap jaket polisi, sepatu boot saat memandikan jenazah. Masker saya rangkap tiga, pakai face shield juga. Yang saya tidak punya itu sarung tangan, maka saya lalu meminta tetangga yang merupakan petugas Puskesmas," jelasnya. Andi telah mengetahui banyak risiko yang harus dihadapinya saat memulasarakan jenazah. Dirinya dengan telaten memandikan jenazah.

"Saya bermodal semprotan buat burung, lalu saya isi dengan cairan disinfektan. Secara aturan tidak boleh dimandikan. Tapi Mudinnya minta dimandikan, maka saya mandikan," tuturnya.

Andi telah mengetahui risiko yang dihadapi saat menjadikan jenazah, dirinya harus mengkarantina setelah melakukan pemulasaraan.

"Saya tidak langsung pulang ke rumah setelah memandikan  jenazah. Saya mandi di rumah yang satunya dan baju saya beserta jas hujan langsung saya rendam detergen. Ya begitulah risikonya," jelasnya.

Ia menuturkan, setelah jenazah dimandikan, lalu dimakamkan ke Demak dengan mobil PMI.

"Saya meminta doa agar saya kuat dapat membantu masyarakat," tandasnya.

Andy pun berpesan bahwa masyarakat jangan sampai abai terhadap Covid19, karena korban akibat virus ini sudah banyak. iapun minta agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan dengan ketat, seperti senantiasa memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan.

"pokoknya jangan lengah dengan protokol kesehatan." katanya. 

(wd)